Katedrarajawen
Di dalam  terang, ada manusia justru hidup dalam kegelapan duniawi. Di dalam kegelapan, ada manusia justru hidup  dalam terang surgawi.
Seakan tiada malam penuh warna-warni. Sepanjang malam, dunia terang benderang, keramaian tak berhenti.
Namun terangnya lampu duniawi tak dapat menerangi jalan kehidupan ini. Tak sedikit yang tersesat tak mengerti.Â
Terang duniawi, hanya membuat semakin melihat kesalahan orang lain jelas sekali. Tak mampu menerangi untuk melihat kesalahan diri sendiri. Semakin terpuruk dalam kesalahan yang tiada disadari.Â
Di sisi lain, dalam kegelapan di kesendirian nan sepi. Ada terang pelita hati. Menerangi, menuntun jalan kehidupan suci. Tanpa tersandung oleh pengertian sendiri.Â
Pelita hati. Penyerang sejati. Menerangi diri. Jelas melihat kesalahan sendiri. Meneliti. Mengerti. Menyadari. Hidup jadi terkendali. Awal menuju jalan kembali.Â
Jalan manakah yang aku pilih?Â
@refleksihatiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H