Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Corona

3 Maret 2020   17:19 Diperbarui: 8 Juni 2020   13:45 6674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Corona, nama indah yang bikin ngeri. Dari Wuhan mulai. Kini menjelajah berbagai bagian bumi. Telah menjadi biang ketakutan yang mencekam kini.

Jauh sebelum hari ini. Terjadi jauh di seberang negeri. Ketakutan dan kepanikan telah merasuki. Bahkan membuat kehilangan jati diri. Kesimpulannya adalah takut mati. 

Sungguh berlebihan sekali. Tak ingat lagi.  Hari-haridi depan mata sendiri. Begitu banyak terjadi. Bahkan lebih ngeri. 

Demam berdarah, narkoba, kecelakaan lalu lintas, rokok lebih banyak membuat mati. Tak panik dan takut seperti saat ini. Semua berjalan alami.

Panik dan takut akal sehat tak ingat lagi. Pendidikan tinggi tak berarti. Borong makanan, minuman, masker,  kehilangan peduli. Hanya ingat diri sendiri. 

Lupa, pikiran jernih tak berfungsi. Kebenarannya ketakutan dan  kepanikan lebih meracuni. Membuat lebih cepat mati. 

Sebab ketakutan dan kepanikan bukan penyelamat sejati. Ketenangan, akal sehat dan keimanan yang pasti. Penyelamat yang hakiki. 

#refleksihatimenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun