Kita berpikir bahwa media sosial merupakan ajang kebebasan untuk kita untuk berekspresi. Tanpa sadar kebebasan kita juga bisa mengganggu kebebasan orang lain.
Contoh kasus terbaru adalah kicauan seseorang bernama Yan Widjaya (68), yang diketahui sebagai mantan jurnalis dan pakar film.
Yang mana kicauannya telah menyinggung dan membuat marah seorang penyanyi top Indonesia. Aura Kasih (32). Sampai-sampai Aura mengancam akan melaporkan kasus ini ke polisi.Â
Yan, menyamakan payudara Aura sebagai 'pabrik susu'. Mungkin bahasanya dianggap terlalu vulgar, sehingga dianggap melecehkan bukan hanya Aura secara pribadi. Tetapi kaum wanita secara keseluruhan.Â
Tak heran Yan kebanjiran kritik. Walau menurut Yan, kicauannya itu sesungguhnya untuk memuji Aura yang mau memberikan ASI secara khusus ke bayinya.
Menyadari kesalahan pemakaian bahasanya Yan menyampaikan permintaan maaf. Namun dianggap kurang tulus. Karena dengan embel-embel atas desakan banyak orang.
Beruntung, Yan cepat tanggap dan ingin masalahnya selesai secara damai. Kemudian menyampaikan permintaan maaf baik secara tulisan maupun lisan dengan langsung bertemu Aura. Damai penuh tawa akhirnya.
Apabila kita berpikir demikian, pada akhirnya akan berakibat buruk kepada diri sendiri. Kebebasan tanpa dibatasi dengan moral etika dapat melukai kebebasan yang juga dimiliki orang lain.
Kebebasan juga harus dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian ketika kita hendak beraktivitas di media sosial perlu kehati-hatian dan berpikir dengan jernih. Buka mengikuti nafsu keinginan.
Kita Bisa Saja Melakukan Kesalahan, Tetapi kita juga Bisa Membalas dengan Kebaikan