Sejatinya berbuat kebaikan adalah semata atas nama kebaikan tanpa ada tujuan tersembunyi. Semata oleh keikhlasan akan suara nurani. Oleh cinta yang murni.
Namun di masa terkini. Di antara yang bersungguh hati. Orang - orang berlomba dalam berkebajikan namun berbalut ambisi.Â
Menasehati, berdoa dan mengkritik seakan untuk menunjukkan kebaikan hati. Namun berbalut untuk memermalukan yang sejatinya memermalukan diri sendiri.
Menasehati dengan kalimat indah namun terselip benci. Membawa Nama Tuhan dalam dentuman emosi.
Memberi kritik demi untuk membangun nyatanya menjatuhkan demi gengsi diri. Mengkritik atas nama akal sehat tak tahunya mengakali.
Di saat ini, doa - doa pun bukan hanya di dalam bilik yang sunyi. Atas nama kebaikan bisa terpampang di media sosial demi untuk diketahui dan menjadi inspirasi.
Namun doa pun bisa pilih kasih berbeda versi. Kebaikan yang bukan atas dasar kasih lagi. Doa pun bisa untuk memaksa Sang Ilahi untuk memenuhi kehendak ego diri.
Sungguh menyedihkan atas semua ini. Semoga kesadaran diri menyertai untuk menerangi kegelapan batin yang terjadi.
#refleksihatiuntukmenerangidiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H