Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pupuk

13 Maret 2019   22:02 Diperbarui: 13 Maret 2019   22:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibaratkan pupuk yang bau, perlakuan yang tidak baik yang diterima adalah untuk menyuburkan kebaikan dan membuat manusia bertumbuh secara jiwa dan rohani.

Memerlukan pemahaman mendalam dan lapang hati untuk menerima perlakuan tidak baik, caci-maki dan hinaan untuk membentuk karakter diri. Pada akhirnya menjadi insan yang diberkati.

Namun bagi yang awam dan memiliki kekerdilan diri, maka semua perlakuan yang tidak baik akan dianggap sebagai perlakuan hina tak ada nilai sama sekali. Lalu  membalasnya dengan segala amarah demi memuaskan ego yang selalu ingin menang sendiri. 

Demikianlah benih-benih keluhuran budi yang hendak bersemi menjadi mati. Jiwa mengalami kekeringan, sebab menolak pupuk yang menyuburkan dalam ketidakmengertian diri. 

Bukankah ini yang terjadi? Atas nama harga diri, manusia melupakan hal yang hakiki sebagai pengajaran dan pelatihan diri untuk menjadi insan yang memiliki harga yang sejati. 

@refleksihatimenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun