Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Orang Jokowi"

31 Oktober 2018   20:17 Diperbarui: 3 November 2018   10:42 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena ada suatu keperluan saya pergi ke Kejaksaan. Di tempat parkir yang berada di bahu jalan sudah ada calo-calo yang menawarkan jasa.

Sedikit berbasa-basi, setelah itu si calo mengatakan bahwa barusan ada 'orang Prabowo' yang menggunakan jasanya sambil menunjukkan foto profil WhatsApp orang tersebut bersama Pak Prabowo.

Spontan saya tergelitik mengatakan kalau saya 'orangnya Jokowi'. Dengan santai si calon berkata,"Gak apa sih, politik kan bebas." Wah cerdas juga.

Tak mau kalah saya juga menunjukkan gambar profil WhatsApp saya yang foto bareng bersama Pak  Jokowi di Istana Merdeka.

Langsung ia berseru,"Wuih, orang kuatnya juga nih, Abang!"

Dalam hati saya berbisik,"Ya, orang kuat. Kuat makan!"

Sebenarnya ada rasa bangga dan risih. Bagaimana tidak bangga bisa foto bersama dengan RI1? Bisa foto artis saja atau seorang idola biasanya sudah bisa bangga dan pamer.

Kenapa risih? Seringkali sebagai manusia kita suka pamer kebanggaan atau menjual nama seseorang untuk tujuan tertentu. Punya saudara pejabat ini-itu, punya teman jenderal A, B, dan C. Sepertinya percaya diri sekali bila punya saudara atau kenalan orang punya kedudukan atau terpandang.

Padahal secara derajat kita sebagai manusia semuanya adalah sama. Apakah mereka semua benar-benar bisa membantu atau menyelamatkan kita?

Sesungguhnya  yang paling layak menjadi tumpuan Sang Penolong dan Penyelamat hanyalah Dia, Pencipta Alam  Semesta ini. Inilah yang membuat risih, karena seringkali lalai akan hal ini.

||Pembelajarandarisebuahperistiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun