Ketika Aku ... 09:21:23 | 29 Januari 2018
Ketika aku merasa sudah banyak kebenaran yang aku tahu, setelah aku cari tahu, kebenarannya ternyata sungguh banyak yang belum aku tahu. Yang aku tahu tak lebih ibarat sebutir pasir di Gurun Sahara yang sangat luas itu.
Ketika aku pikir aku sudah cukup bijaksana, setelah banyak bicara dengan orang-orang yang benar-benar bijaksana, Â ternyata aku tidak ada apa-apanya, hanya bisa sekadar berkata-kata.
Ketika aku merasa sudah cukup baik hati dan berbangga diri, aku menemukan masih banyak yang lebih baik lagi. Ternyata kebaikanku sangat tak sebanding dengan kebaikan yang aku terima dari Kasih Ilahi.
Ketika aku berpikir lebih baik dari orang-orang dan selalu melihat kejelekan mereka, akhirnya aku menyadari kenyataan bahwa yang buruk dan penuh kejelekan itu adalah diriku yang penuh buruk sangka.
Ketika aku tak habis pikir dan bertanya-tanya, mengapa orang-orang tak bisa juga mengubah sifat dan perilaku buruknya, aku menemukan kebenaran yang tak kuduga. Ternyata yang tak bisa berubah adalah diriku yang sudah keras hatinya. Â
Ketika aku merasa bahwa diriku ini memiliki kerendahan hati, selalu peduli, namun suara nurani bergema memperingati, bahwa ada kesombongan yang tersembunyi.
Demikian kehidupan ketika keegoan menjadi penguasa diri, nurani yang menjadi tuan terjajah di rumah sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H