Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memang Beginilah Dunia

9 Januari 2018   20:13 Diperbarui: 9 Januari 2018   20:21 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memang seperti inilah kehidupan dunia. Kekacauan dan kehebohan selalu ada. Manusia-manusia selalu merasa yang paling tahu apa yang sesungguhnya belum nyata. Menduga-duga kalau salah tingkah berkilah. Seribu jurus sakti tersedia. Hanya dengan opini yang malah  seringkali adalah persepsi semata gagah berani berdebat sampai mulut berbusa.

Di zaman media sosial, manusia mendapat kebebasan tiada tara. Berlindung di balik kepalsuan sebagai senjata. Manusia bisa kehilangan kemanusiaannya mengumbar kata untuk menunjukkan kebenarannya. 

Satu kejadian jadi berperkara. Saling bela dan hina. Perang kata tiada habisnya. Semua merasa yang paling benar sedunia. Tidak sadar telah memertunjukkan kesalahannya di depan mata.

Manusia memang penuh ambisi semu dengan rela membuang energi percuma. Mendahului ingin membuka kebenaran satu perkara sebagai yang pertama. Demi apa? Membesarkan egonya. Ego yang selalu jadi juara. Tak sadar telah tertipu dan terperdaya.

Dunia akan sepi bila tak banyak bicara begitu alasan yang utama. Jadi  ramailah dunia dengan penghuni yang terus berbicara mengumbar kata. Jarang yang mau diam dalam damai menunggu waktu membuktikan kebenaran suatu perkara.

Protes dengan keadaan dunia yang selalu banyak perkara? Tidak, karena dunia akan selalu begini adanya. Namun setiap orang punya kehendak bebas menentukan pilihan untuk tidak serupa dengan dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun