Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maaf, Tidak Mengucapkan Hari Natal

25 Desember 2017   00:16 Diperbarui: 25 Desember 2017   00:18 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan mengenai ucapan 'Selamat Hari Natal' sampai saat ini selalu masih timbul pro dan kontra dengan dalil kuat masing-masing pihak. Siapa yang benar dan siapa yang salah? Sulit menjawabnya. Karena ini urusan keyakinan.

Menjelang Hari Natal tahun ini ada muncul satu kehebohan. Dimana sebuah toko kue di Makassar secara terang-terangan mengumumkan kebijakannya dengan  meminta maaf menolak untuk menuliskan kalimat 'Selamat Natal' pada kue pesanan pelanggannya. Ini atas nama keyakinan.

Sontak jadi heboh dan viral di media sosial. Muncul beragam komentar. Ada yang menuduh rasislah. Memaklumi tapi menyayangkan. Biasalah. Begitulah dunia medsos.

Untuk hal keyakinan seseorang tak eloklah untuk memertanyakan. Bakal tidak ketemu ujungnya. Kita punya pilihan untuk menyikapi dengan  bijak, bukan sekadar mengandalkan otak. Yang cepat panas tentunya.

Sekadar berbagi pengalaman. Saya pernah punya rekan kerja beberapa tahun yang punya keyakinan tidak mengucapkan 'Selamat Natal'. Tidak ada masalah dalam urusan pertemanan. Semua baik-baik saja. Walau tinggal dalam satu tempat.

Saya pun tidak mau mempertanyakan lebih lanjut. Apalagi bersikap sinis. Untuk apa?  Sebab akan jadi bahan perdebatan dan tentu akan menimbulkan masalah baru. Hidup sudah banyak masalah. Tak perlulah tambah masalah yang berhubungan dengan keyakinan

Prinsipnya, sebuah hal akan jadi masalah kalau kita genit untuk memersalahkannya terus. Tidak akan jadi masalah apabila dianggap tidak bermasalah. Hidup akan terus berjalan apa adanya.

Bagi umat kristiani, semoga dengan merayakan Hari Natal semakin memiliki hati yang mengasihi sesama dan menjadi pembawa damai di manapun berada.

Selamat Natal, semoga selalu ada damai di hati, sehingga tercipta damai di bumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun