Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pohon Roboh

21 Desember 2017   13:04 Diperbarui: 21 Desember 2017   18:32 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan bila diri ini adalah sebatang pohon yang tumbuh di pinggir sungai. Akar-akarnya tak kuat lagi. Sebab tumbuh di tanah gembur oleh resapan air sepanjang hari. 

Batang pohonnya menjadi rapuh oleh rayap yang menggerogoti. Kering oleh terpaan sinar matahari. Mudah terbakar api. 

Manakala jauh sebelumnya. Pohon selalu berbuah ranum nan menggoda. Buah-buah  kini tiada. Benalu menjalar sebagai gantinya. Kini pohon yang yang dulu rindang sedang menunggu roboh saja. 

Sama seperti diri ini. Akar-akar kebaikan dan iman lemah sekali. Gampang sekali dipengaruhi. Tak ada integritas lagi. Hidup hanya penuh janji. Mudah termakan emosi. 

Buah kesabaran, kasih, lemah lembut, pengertian, rasa peduli kini tiada lagi. Benalu iri hati, kesombongan, kebohongan, acuh tak acuh, kebencian, egois yang menguasai. 

||Refleksiuntukmenerangidiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun