Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Risih

11 Januari 2016   17:30 Diperbarui: 11 Januari 2016   17:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risih ~ 16:39 11 Januari 2016

 

"Dalam hidup ini ada hal yang salah tak sesuai etika dan norma sejatinya yang secara perlahan tapi pasti menyusup ke dalam alam bawah sadar yang menjadi memori sepanjang hari yang akan terbawa ke mana pergi dengan daya tipu yang tinggi bahwa semua tak apa-apa, kebenaran yang ada dimanipulasi dengan kebenaran versi bersama yang se_opini. 

Awalnya masih menjadi sesuatu hal yang risih di antara tanya tak mengerti, namun rayuan tak apa-apa dan dukungan yang tak henti semakin menguatkan memori membentuk sebuah pribadi tanpa risih sebab kebiasaan menebalkan hati, hingga akhirnya melakukan hal yang tabu dan yang tak diajarkan agama justru menjadi bergengsi dari kelompoknya sendiri. 

Kini dunia dianggap semakin indah dan berwarna dengan polah tingkah penghuninya yang semakin menjauh dari luhurnya etika yang sangat dijaga dahulu kala, yang tak risih dengan tata krama tata bahasa semakin mendapat pemuja yang tanpa risih dalam rasa bangga. Di manakah kakiku melangkah dan berada saat  ini?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun