Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Kate dan HP Kesayangannya (Maaf)

7 Januari 2016   17:31 Diperbarui: 7 Januari 2016   17:42 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan matahari belumlah sampai setengah hawa panas sudah terasa. Tampak dari wajah si Kate yang memerah. Apakah semata pengaruh cuaca? Rupanya tidak. Si Kate dalam amarah. 

"Bro, ente kemarin nulis apa tentang gue di Kompasiana? Belum sempat penulis menjawab kata-kata susulan sudah menyembur keluar dari mulut si Kate,"Ente jangan nulis yang macam-macam deh. Gue itu branding-nya itu udah terkenal bijak jangan dibuat yang gak-gak deh. Bisa terjadi pencemaran nama baik tau!" 

"Maaf, maaf Mas Kate itu bukan pencemaran nama baik loh. Cuma sekadar kritikan aja kok." penulis berusaha tenang menjelaskan. 

Rupanya si Kate tetap terima sambil melotot,"Maaf, maaf dan maaf itu yang selalu kamu bilang. Tapi di belakang bikin terus tulisan yang gak ada fakta alias ngarang untuk cari popularitas!"

"Nah, Mas Kate bilang bijaksana seharusnya bisa legawa menerima permintaan maaf dan bisa menerima kritikan dari siapa pun. Bukan begitu, Mas?" penulis dengan sebisanya tersenyum untuk menurunkan teori si Kate. 

"Hari ini maaf, besok begitu lagi. Minta maaf lagi. Lagi-lagi minta maaf. Bikin salah lagi. Lama-lama gila kali. Sekali-kali mesti dikasih pelajaran baru kapok." sewot si Kate  

Dalam hati penulis bergumam,"Bilangnya sih bijaksana kelakuan marah-marah mulu. . . Bijakgila kali hihihi . . "  

"Perasaan gue gak enak nih, ente barusan bergumam apa tuh?" si Kate mendapat firasat bocoran dari hati penulis sepertinya. 

"Ah, Mas Kate curiga dan bercanda aja. Masak tahu hati saya lagi bergumam." penulis berusaha ngeles. 

Sudahlah sepertinya obrolan yang membosankan bila dilanjutkan saudara-saudara. Soal urusan maaf-maafan kita tunggu lebaran nanti ya. 

Cerita berikutnya yang terpantau adalah di tengah makan yang sunyi si Kate tampak khusyuk merenungi peristiwa seharian yang dialaminya. Mungkin begitu ya ciri-ciri orang bijaksana.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun