Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sok Tahu dan Kebetulan

9 April 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:28 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa hubungannya antara sok tahu dan kebetulan ini. Ya kalau mau dihubung-hubungkan pasti adanya hubungannya. Buktinya peristiwa yang saya alami ini akan menghubungkannya. Penghubungnya cuma yang bernama saklar.

Begini ceritanya saudara-saudari: saklar di kamar mandi mess yang saya tinggali ada bunyi ‘kreseek, kreseek’, sehingga lampunya menjadi kedap-kedip.

Saya laporkan ke mekanik dan ketika hendak diperiksa untuk menemukan penyakitnya. Ada seorang rekan yang dengan meyakinkan mengatakan, masalahnya bukan di saklar. Tapi lampunya yang sudah mati putus.

Jadi kesimpulannya bunyi yang timbul di saklar itu akibat lampunya yang kedap-kedip. Ya, sudahlah kalau begitu. Apesnya, ketika mekaniknya datang untuk mengecek, tiba-tiba bunyi ‘kreseek, kreseek’ itu menghilang.

Saklarnya dinyala-matikan berulang-ulang bunyi itu tak muncul. Ini uga membuktikan kalau memang masalahnya ada di lampu, maka diputuskan lampunya yang diganti.

Karena stok lampunya belum ada, kita putuskan kita yang ganti sendiri saja lampunya. Ternyata oh ternyata. Walau lampunya sudah menggunakan merk yang terus terang, terang terus itu tetap saja masih kedap-kedip. Suara berisik yang ada di dalam saklar mulai kambuh lagi.

Dalam hal ini saya mencatat, pertama bahwa kesok-tahuan itu tidak menyelesaikan masalah. Tapi justru menimbulkan masalah baru. Kita juga selayaknya tidak mudah percaya dengan seseorang yang sok tahu. Cek dan ricek itu diperlukan sekali. Tentu kita tahu di sekita kita itu banyak orang-orang yang biasanya sok tahu. Mungkin persepsinya daripada tidak tahu apa-apa.

Kedua, kita juga jangan begitu mudah percaya dengan hal-hal yang berbau kebetulan. Bahwa hal yang kebetulan itu tidak selalu menguntungkan. Misalnya tiba-tiba kita dapat lotere, kita anggap saja sebagai keberuntungan. Padahal kita tidak pernah pasang lotere.

Karena nilai uangnya besar jadi lupa, sehingga memilih dimiliki saja. Celakanya ternyata sudah ada perampok yang mendengar dan mengincar. Malamnya rumah kita diobrak-abrik. Karena uangnya tidak ada di rumah, perampok kesal, makanya minta korban jiwa.

Wah, kebetulannya dramatis banget? Persis, anggap saja sebagai contoh cerita sok tahu dan kebetulan sekali!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun