Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Standar Kesuksesan yang Menyesatkan

2 April 2013   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah mengapa, begitu kita mendengar kata 'kesuksesan' akan terbayang yang namanya harta, kedudukan, terkenal, banyak mobil, dan rumah mewah. Atau bahkan bila perlu bisa memiliki banyak istri.

Selama ini memang standar kesuksesan yang kita terima lebih banyak berhubungan dengan kekayaan atau menjadi terkenal.

Hidup ini dikatakan sukses kalau bisa memiliki ini dan itu. Pemahaman ini terus ditanamkan pada diri kita, sehingga menjadi sebuah persepsi atau standar tentang kesuksesan.

Ketika obsesi untuk mencapai kesuksesan diikrarkan, maka segala cara dilakukan, sehingga nurani terlupakan. Mungkin Anda tidak demikian. Tapi kita bisa menemukan kenyataan ini di sekitar kita.

Cara kotor dan kasar. Tipu-menipu dan memperdaya yang lemah. Omong kosong dilancarkan di sana-sini. Semua itu dianggap sebagai jalan untuk menuju kesuksesan.

Saya sering mendengar permainan kotor yang dilakukan orang-orang sukses yang sampai memiliki ratusan perusahaan dan harta triliunan.

Penggelapan pajak, penyogokan, memperdaya pekerja, dan mengakali aturan. Saling hantam. Saya kira hal ini bukan rahasia lagi. Yang penting bisa kaya raya prinsipnya. Cara tidak benar adalah termasuk salah satu jalannya.

Seorang teman yang dari seberang pulau pernah mengatakan satu hal tentang prinsip kesuksesan yang mereka miliki.

Katanya, kalau mereka pergi merantau, saat pulang ke kampung harus jadi orang sukses. Dengan demikian dapat berbangga diri dan tidak menjadi bahan tertawaan.

Itulah sebabnya ketika merantau sudah tertanam prinsip mereka harus sukses. Walau dengan apapun caranya. Termasuk dengan melanggar hukum sekalipun. Intinya bisa 'sukses jadi orang' di rantau.

Saya ragu dengan perkataan teman ini. Tapi ia meyakinkan saya tentang hal ini. Teman ini tidak malu mengakuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun