Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Suka Menyalahkan

19 Maret 2013   10:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang tua, acapkali kita tergoda lebih untuk membela anak sendiri dan menyalahkan anak lain. Terlepas benar atau salah dengan perilaku anak kita.

Entah sudah berapa kali si Dede kehilangan sendalnya ketika bermain di lapangan di komplek perumahan. Dimana setiap sore anak-anak berkumpul bermain bola.


Sebenarnya bukan kehilangan tepatnya. Tapi ada temannya yang iseng 'menyimpannya'. Karena pernah tertangkap basah aksinya.


Kali ini sendal yang baru dibeli seminggu raib lagi. Saat si Dede melaporkan hal ini, spontan maminya bereaksi,"Pasti diumpetian si Anu lagi!"


Si Dede pun tak mau kalah aksi dan ngotot berkata,"Mami jangan selalu nyalahin orang lain sih. Sekarang yang salah itu Dede sembarangan naruh sendalnya."


Mendengar jawaban si Dede bikin saya senyum-senyum dan mendatangkan inspirasi untuk menembak maminya si Dede.


"Tuh, Mi, dengarin. Jangan suka menyalahkan orang lain!"


Sepertinya memang paling mudah untuk menyalahkan orang lain tanpa perlu sejenak melihat atau mendengarkan masalahnya secara proporsional.


Sikap membela secara membabi buta dan selalu menyalahkan orang lain merupakan jalan untuk menutup kebenaran yang hendak disampaikan suara hati.


Sebagai orang tua tergerak untuk membela atau melindungi anak sendiri tentu tidak salah. Tapi dengan cara selalu membela anak terlepas salah atau benar, justru akan semakin kita menjebak anak terjerumus dalam kesalahan. Tentu diri sendiri terkena imbasnya.


Eits, jangan sewot dan menyalahkan penulis ini dengan berkelit,"Nulis sih gampang, tapi coba praktikkin sendiri! Baru nyaho!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun