Pada kekinian, kehidupan kita seakan sudah tak terpisahkan dari dunia maya. Keberadaan di dunia maya sudah menjadi kebutuhan. Bukan hal yang asing bila kita melihat di mana-mana orang sibuk berselancar dengan gadget dalam genggaman.
Dengan menjelajahi dunia maya kita berkesempatan tahu banyak hal tentang dunia dan dunia akan tahu banyak hal tentang kita. Karena dari kamar yang sepi pun kita bebas menjejahi dunia maya asalkan terkoneksi akses internet.
Ajang Pamer-pamer
Perkembangan dunia maya melahirkan yang namanya media sosial seperti jejaring sosial dan blog untuk saling berinteraksi. Facebook, Twitter, dan Instagram di antaranya yang paling populer.
Kehadiran media sosial pada saat ini menciptakan keasyikan tersendiri pada penggunanya. Saking asyiknya sampai-sampai bisa melupakan interaksi sosialnnya di dunia nyata. Lupa makan, lupa tidur. Mungkin juga lupa bercinta.
Pada perkembangannya media sosial pun menjadi ajang pamer bagi penggunanya. Pamer simpati dan menjadi begitu perhatiannya. Pamer intelektual dan kepintaran dengan mengutip di sana-sini. Ada juga pamer kebodohan dengan mudahnya mencaci-maki. Bahkan ada juga yang pamer diri.
Yang pamer remeh-remeh tak ketinggalan. Pamer menu santapan, pamer kegalauan, pamer HP baru. Pamer baju baru. Atau pamer sedang nongkrong di jamban?
Sekarang mau pamer kekayaan pun begitu mudah dengan menampilkan mobil baru harga miliaran yang baru dibeli. Rumah mewah yang baru dibangun dengan ratusan miliar tinggal diunggah dalam sekejab. Apakah ada yang dengan berani pamer selingkuhan-selingkuhannya? Ada yang mau mengaku di sini?
Ajang Pamer Kesombongan atau Kejujuran?
Apakah acara pamer-pamer di dunia maya itu sebagai ajang pamer sok sosial atau pamer kesombongan diri?
Bisa jadi memang akan ada yang mencibir dengan aksi-aksi pamer yang ada. Apalagi ajang pamernya disertai ke-lebay-an. Tentu bikin ada yang eneg dan nyinyir.