Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menentang Kekerasan FPI = Membenci Islam?

29 Oktober 2013   08:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya tidak habis pikir, bila ada yang menulis untuk menentang kekerasan yang dilakukan ormas Islam semacam Front Pembela Islam (FPI)  akan ada yang mencapnya sebagai pembenci Islam. Padahal anarkisme yang dilakukan kelompok garis keras itu ditentang sendiri oleh sebagian umat Islam.

Tidak habis pikir lagi pernyataan ini keluar bukan dari mereka yang bodoh secara ilmu pengetahuan. Tapi oleh karena kefanatikan buta menyebabkan kesempitan jiwanya, sehingga menganggap orang-orang yang bukan beragama Islam pasti akan membenci Islam.

Pertanyaan saya: Bukankah sumber kebencian itu justru berasal dari hatinya sendiri? Dan dengan piciknya melimpahkan kepada orang lain.

Oleh karena kebencian, maka ketika ada yang menulis tindakan anarkis FPI segera akan dicap menyebarkan kebencian terhadap Islam. FPI dianggap sama dengan Islam. Apakah ini bukan sesat pikir namanya.

Secara pribadi saya tidak peduli FPI itu kelompak dari Islam, Kristen, atau Buddha. Tapi fokus kepada tindakan kekerasannya yang saya tidak setuju. Sebab saya tidak meragukan kemuliaan ajaran Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan agama lainnya yang cinta damai.

Soal FPI saya pernah tidak ragu untuk menulis, bahwa kenyataannya di sekitar markas FPI di Petamburan ada beberapa gereja berdiri dengan aman dan tiada gangguan untuk melakukan kebaktian. Itu artinya saya juga mau melihat dan menghargai hal positifnya dari FPI.

Saya merasa beruntung diajarkan oleh Guru kami untuk belajar kebaikan dari semua agama dan jangan sesekali menjelekkan agama lain.

Ketika Guru kami pergi ke Amerika diundang ke gereja, maka sepulangnya beliau akan menceritakan kebaikan dari orang Kristen dalam melayani. Begitu juga ketika pergi ke Singapura dan berkunjung ke masjid di sana, maka beliau akan menceritakan tentang kebaikan dari umat Islam di sana.

Sama halnya ketika beliau ke Thailand dan beranjangsana ke vihara, sepulangnya pasti beliau akan mengabarkan tentang kebaikan umat Buddha.

Jadi kami sama sekali tidak pernah diajarkan untuk membenci agama lain. Sebaliknya diajarkan untuk menjujnjung tinggi semua agama yang ada. Sebarkan kebaikan agama sendiri, jangan genit menjelekkan agama lain.

Prinsipnya saya malah sangat menentang bila menemukan ada yang menjelekkan agama lain. Spontan saya akan membela sebisanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun