Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jari-jari Beracun

23 Mei 2013   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13692895631214379258

[caption id="attachment_263114" align="aligncenter" width="374" caption="bayuzu.blogspot.com"][/caption]

Dengan jari-jari tangan kita bisa menghasilkan kata-kata semanis madu yang menggairahkan. Tetapi dengan jari-jari pula kita dapat mengetik kata-kata yang menjadi bagaikan racun untuk mematikan.

Dulu ada istilah 'mulut beracun' untuk menggambarkan betapa jahat dan berbahayanya kata-kata yang keluar dari mulut seseorang. Dimana bisa membunuh perasaan dan semangat orang yang dikatai.

Itulah kemudian disusul adanya istilah 'mulutmu harimaumu'. Tahu sendiri, bagaimana buasnya mulut harimau?

Kini muncul istilah baru 'jari-jari beracun'. Seperti kita tahu, perkembangan jaman membuat kita saat ini banyak berinteraksi dengan menggunakan kata-kata melalui tulisan. Mengirim pesan dan menulis status sudah menjadi makanan keseharian.

Dengan gadget di tangan kita bebas menulis apa saja dengan menggunakan jari-jari di mana dan kapan pun.

Menjadi pemandangan umum bila saat ini kita melihat orang-orang jarinya dengan lincah menari-nari di atas papan ketik ponselnya.

Jemari yang halus dan lentik bisa saja menghasilkan kata-kata kasar dan caci-maki yang mengerikan.

Apalagi pemilik jari-jari tidak memiliki pemikiran panjang dan tak bisa menahan diri. Berpikir dapat bersembunyi di balik identitas palsu dan tidak saling mengenal dengan orang yang akan dihina.

Tidak heran banyak kata-kata berbahaya dari jari-jari yang beracun bertebaran saban hari. Melalui pesan-pesan singkat atau di dunia maya. Atas emosi sesaat dan kebencian tanpa sungkan.

Yang mengherankan lagi ada yang dengan bangga melakukan dan memamerkan kelakuannya. Jari-jari beracun beraksi atas nama kebebasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun