Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenarannya, Tidak Ada Kebaikan yang Sia-sia!

3 Januari 2013   02:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:36 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Terlepas dari sebuah niat untuk berbuat baik, tidaklah ada yang sia-sia. Kebaikan tetap ada nilainya bagi yang menerima ataupun yang melakukannya.

Pada saat kumpul-kumpul, topik yang paling menarik jadi bahan pembicaraan, selain politik dan urusan wanita cantik adalah membicarakan kejelekan orang lain.

Seperti kejadian belum lama ini. Saat itu karena hujan,kami berteduh di sebuah saung di pinggir jalan.

Kebetulan kami pernah satu boss beberapa tahun yang lalu. Nah, membicarakan mantan boss, apa tidak asyik? Sekalian melampiaskan kesal.

Saya mulai pembicaraan,"Kemarin boss nyumbang ratusan juta loh di acara amal!"

"Itu banyak duit. Kalau ngomong selalu bilang rugi perusahaannya. Gaji kecil dan kalau ada karyawan sakit perhitungan banget," sahut teman.

"Kalau gitu percuma dong banyak beramal. Sia-sia berbuat baik juga!" sewot teman yang satu lagi. "Berbuat baik cuma mau dikenal dan dipuji aja, percuma!" lanjut teman ini masih dalam keadaan sewot."

Benarkah kebaikan yang dilakukan si boss itu sia-sia? Saya pikir, kebenarannya tidak ada yang sia-sia dengan kebaikan itu. Terlepas dari apapun niatnya.

Andaikan uang ratusan juta yang disumbangkan untuk membantu orang susah, menolong bencana atau membangun rumah ibadah. Bukankah kebaikan itu ada nilainya bagi orang lain?

Bagi yang beramal sendiri akan mendapat nama baik dan tentu juga balasan rejeki. Entah saat ini atau kelak. Tidak ada kebaikan yang sia-sia.

Kemudian saya berpikir lagi. Bukankah justru membicarakan dan menjelekkan orang yang telah beramal itu lebih sia-sia lagi?

Sementara kita tidak berbuat apa-apa. Cuma bicara dan menertawakan. Sudah sia-sia dapat dosa pula. Astaga!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun