Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar pada Pohon Ceri

26 Desember 2012   13:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:00 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang ada di alam ini semuanya mempunyai arti. Tiada yang sia-sia diciptakan keberadaannya. Begitu halnya sebatang pohon ceri. Dimana kita dapat belajar tentang kehidupan.

Pohon ceri itu tumbuh rindang dan berbuah sepanjang tahun. Setinggi sekitar 10 meter dan dahan-dahannya mencakup selebar ketinggiannya. Maklum sudah puluhan tahun usianya.


Karena keberadaannya, jadi sangat bermanfaat. Di bawah kerindangannya entah sudah berapa orang yang telah berteduh untuk beristirahat. Menikmati angin sepoi-sepoi selepas lelah bekerja.


Di bawah pohon ceri, itu entah sudah berapa banyak masalah pekerjaan diselesaikan. Karena seringkali dimanfaatkan untuk membahas rencana kerja dan menerima tamu sambil menikmati kopi.


Sepanjang hari, siapa pun yang duduk akan diberikan keteduhan yang sama. Tidak peduli agama, suku, ataupun jenis kelaminnya.

Yang tua, muda, atau anak-anak pasti akan merasakan keteduhan yang tidak berbeda.


Sungguh luar biasa. Pohon ceri itu berbuah sepanjang waktu. Selalu saja ada yang matang untuk dipetik. Siapa pun boleh memetik dan menikmati buahnya yang manis dan wangi.


Apalagi tersiar kabar, buahnya bermanfaat mengobati asam urat. Banyak yang coba. Terlepas benar atau tidak. Minimal sudah menikmati rasanya yang enak.


Buahnya bukan hanya mengundang orang-orang untuk menyukainya. Tetapi burung, tawon, dan kelelawar pun turut merasakan nikmat buah pohon ceri ini. Bahkan lalat tak mau ketinggalan.


Bisa dibayangkan, sebatang pohon ceri telah begitu banyak memberikan manfaat. Bukan hanya pada manusia. Tetapi juga buat makhluk hidup yang lain.


Pohon ceri tumbuh secara alami dan dihidupi alam ini. Lalu memberilan manfaat kehidupan pada manusia dan binatang tanpa membedakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun