Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pintar Tanpa Bijak, Bahaya bagi Jiwa

16 Desember 2012   01:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:35 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Mengapa orang pintar cenderung suka menyalahkan dan menganggap orang lain bodoh? Karena ia selalu menggunakan standar kepintarannya yang dianggap lebih dari orang lain.

Ia merasa pendapatnya selalu benar, kalau ada yang berbeda pendapat itu artinya pendapat itu salah. Tak heran kemudian ia akan menertawakan bahkan menyerang orang yang berdebat dengannya.

Apa yang menurutnya baik. Itulah yang paling baik. Ia lupa dengan kata-kata bijak ini: Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik juga buat orang lain.

Itulah sebabnya, orang semakin pintar yang tidak mau belajar tentang kerendahan hati akan semakin sulit menjadi bijak.

Sebab ia sulit menundukkan diri untuk belajar dari orang lain dan kesalahannya. Yang ada justru suka memaksakan kehendak dan sulit mengakui kesalahan.

Orang pintar membuat dunia ini berkembang pesat dan maju. Tetapi tidak sedikit yang membuatnya menjadi tidak aman dan tidak nyaman untuk ditinggali.

Karena orang pintar tumbuh menjadi semakin egosi dan akhirnya berubah menjadi licik. Ia akan selalu membela kepentingan dan memikirkan keuntungan dirinya. Tanpa peduli pada kepentingan dan kerugian yang harus dialami orang lain.

Menjadi pintar bukanlah dosa, malahan harus berusaha. Tetapi menjadi pintar tanpa menumbuhkembangkan kearifan dan memberdayakan akal sehat dapat membahayakan jiwa. Akan membuat ia kehilangan empati. Maunya menang sendiri, arogan, dan suka meremehkan.

Sahabatku. Begitulah dunia menyesatkan manusia dengan mengajari tentang kepintaran. Akhirnya menjadikan manusia semakin hari semakin menggabaikan kebenaran. Menyepelekan ajaran luhur tentang moral etika.

Yang menyedihkan justru dijadikan bahan olok-olok dan tertawaan. Karena dianggap ketinggalan jaman.

Sahabatku. Namun begitu tidak perlu takut untuk menjadi pintar. Tapi juga tidak perlu malu membina diri untuk menjadi bijak dan taat pada moral etika.]

Mengutip pesan Sang Guru di Puncak Kesunyian untuk refleksi mencerahkan hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun