Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Bersedih? Burung-burung Saja Masih Bisa Bernyanyi!

12 Desember 2012   12:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:47 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13553140882080974063

[caption id="attachment_229077" align="aligncenter" width="350" caption="ilustrasi:freedigitalphotos.net"][/caption]

"Burung-burung masih bisa bernyanyi, walau di atas dahan yang kering. Hai orang yang percaya, apakah dapat berbuat hal yang sama?" [Charles H. Spurgeon]

Karena hati sedang galau dan dirundung problema kehidupan. Ada rasa sedih yang mendalam. Entah mengapa saya raih sebuah buku kecil di atas meja.

Bolak-balik saya baca. Saya terhenti pada bagian kata-kata seperti yang tertulis seperti di atas. Sungguh menyentak dan menggelitik kalbu.

Ya, burung-burung saja masih asyik bernyanyi walau bertengger di ranting yang kering. Mengapa saya yang seorang manusia yang berakal sehat dan selalu mengaku percaya, kalah sama seekor burung? Memalukan!

Burung-burung masih berkicau karena masih dapat merasakan hangatya mentari dan hembusan angin. Alam masih memberikan kehidupan padanya. Selain berkicau, adakah yang lebih membahagiakan?

Bersedih memang bukan sebuah dosa. Tetapi tenggelam dalam kesedihan sungguh membahayakan jiwa dan melemahkan hati.

Sebagai orang yang percaya, bersikap optimis dan antusius adalah merupakan harga mati. Langit tidak selamanya tertutup mendung. Sebab di balik mendung pasti ada terang yang bersembunyi.

Ketika mendung berlalu, muncullah mentari yang menerangi. Ini tentu bukan omong kosong. Mengapa tidak mempercayai?

Begitulah kehidupan. Segala masalah yang ada, pada waktunya akan berlalu berganti harapan dan pencapaian. Percaya dalam ketekunan dan ketabahan.

Jadi menghadapi hidup yang penuh masalah ini bukanlah alasan untuk terus mengeluh dan bersedih. Bernyanyilah seperti burung-burung di pagi hari walau di atas dahan kering.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun