Marzuki Alie (MA), Ketua DPR RI kebakaran jenggot? Pastinya tidak! Ya, karena beliau memang tidak punya jenggot. Kalau marah-marah dan kesal. Mungkin iya.
Bagaimana tidak? Kunjungan anak buahnya ke Jerman untuk studi banding dari 17-23 November 2012 dipantau dan 'dikuntit' para pelajar di sana berkenaan dengan kelakuan mereka.
Yang terbaru adalah video kunjungan kerja tersebut diunggah ke YouTube, sehingga bisa disaksikan di seluruh dunia.
Tentu saja Marzuki Alie menjadi gusar dan marah. Sebab isi videonya lebih banyak sisi negatifnya. Wajar bila sebagai Ketua DPR MA membela anggotanya.
Bila sebelumnya, MA hanya mengkritik balik para pelajar Indoneisa di Jerman yang tergabung dalam PPI. Kini MA melaporkan Dubes Indonesia untuk Jerman, Eddy Pratomo ke Menlu Marty Natalegawa.
MA menuduh KBRI Jerman bekerja sama dengan PPI mengunggah video studi banding Badan Legislatif itu ke YouTube.
Karena ia yakin video yang diunggah itu milik KBRI.
Sebagai ketua yang baik, tidak salah memang MA membela anggotanya. Wajar pula ia merasa marah karena lembaganya disudutkan.
Tetapi tindakannya dengan balik mengkritik para pelajar Indonesia di Jerman secara tidak proposional dan Dubes Indonesia di Jerman tanpa data yang akurat justru membuat rakyat semakin tidak respek dengan para anggota dewan yang terhormat.
Terlepas salah atau benar tindakan para pelajar yang mengawasi kegiatan studi banding anggota DPR di Jerman. MA sebagai seorang politisi yang berpengalaman dan Ketua DPR seharusnya bisa sedikit bijak menerima semua ini.
MA minimal berterima kasih karena masih ada rakyat yang peduli untuk mengawasi kinerja anggotanya. Sebab tidak mungkin beliau sendiri bisa mengawasi semuanya.
Selanjutnya bisa juga mengambil sisi positifnya sebagai pembelajaran, bahwa ke depannya sebagai seorang anggota DPR itu benar-benar harus menjaga perilakunya.