Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Omong Kosong Tentang Membela Hak dan Kebenaran

27 November 2012   04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:37 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah umum, ada orang-orang berteriak membela haknya. Tapi pada saat yang sama justru merampas hak orang lain. Ada pula mati-matian membela kebenaran.

Namun dalam waktu yang bersamaan merusak kebenaran itu sendiri. Jadi sebenarnya apa yang mereka lakukan tak lebih dari omong kosong. Dan senjatanya adalah pembenaran!

Akhir-akhir ini kita bisa saksikan maraknya aksi buruh yang menuntut haknya dengan berdemo. Demo memang tidak dilarang. Tapi ada aturannya.

Kenyataannya di lapangan berbeda. Tidak jarang dalam berdemo mereka bertindak anarkis dan memaksakan kehendak. Mentang-mentang, sehingga bisa berbuat semaunya.

Memblokir jalan dan sampai tidur di jalanan. Akibatnya menimbulkan kemacetan dan ketidak-nyaman. Apakah mereka berpikir tindakan mereka telah merampas hak orang lain?

Di dunia sepak bola nasional entah sampai kapan selesainya 'perang' antara pendukung PSSI dan KPSI.

Tidak ada yang mau mengalah. Jelas, karena masing-masing kubu merasa paling benar. Lagi pula siapa yang mau kalah? Gengsi dong. Nanti disoraki pecundang lagi. Mau taruh di mana muka ini?

Karena merasa di kubu yang benar, maka demi untuk membela kebenaran caci-maki dilancarkan. Hina-menghina dikobarkan. Aroma kebencian ditebarkan.

Akhirnya saling berbalas.
Bertepuk dada bila salah satu ada yang tenggelam. Sejuta pembelaan dipaparkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar.

Omong kosong macam apa pula? Kebenaran apa yang dibela?

Apa lagi? Ormas-ormas kebenaran berteriak lantang atas Nama Tuhan. Muka-muka seram dipamerkan. Bersenjatakan kekerasan untuk menghancurkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun