Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Angelina Sondakh, Ancam Bikin 'Tsunami' di Senayan

11 Oktober 2012   09:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:56 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sidang perkara dugaan suap pembahasan anggaran proyek di Kemendiknas dan Kemenpora dengan terdakwa Angelina Sondakh, Kamis 11 Oktober 2012 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Dimana Mindo Rosalina Manullang sebagai saksi mengungkapkan. Bahwa Angie, panggilan akrab Angelina Sondakh, pernah mengancam akan mengungkap kebobrokan di DPR bila dirinya terseret dalam kasus korupsi.
"Dia (Angie) menjawab: Iya kalau tidak nanti saya bisa marah besar. Senayan bisa saya bikin tsunami lebih dahsyat daripada Nazar (M Nazaruddin)," kata Rosa. [BeritaSatu.com]

Ancaman Angie ini tertuang dalam BAP ketika Rosa diperiksa sebagai saksi.
Menurut Rosa, Angie tidak mau dikorbankan sendirian.

Begitu juga saat Nazaruddin menjadi buronan karena beberapa kasus korupsi. Nazar 'bernyanyi' menyebut nama-nama yang terlibat. Termasuk nama Ketum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Ternyata ancaman tinggal ancaman. Terbukti sampai sekarang Anas aman-aman saja.

Karena yang merasa terancam bisa saja mengancam balik dan melakukan berbagai cara untuk mengamankan dirinya.

Apakah ancaman Angie yang diungkapkan Rosa benar? Menurut Rosa keterangannya benar adanya.

Kita bisa melihat yang terjadi, bahwa di negeri ini bukan rahasia lagi. Kebanyakan kasus korupsi yang melibatkan lembaga atau partai yang diproses hanya melibatkan bawahan atau anak buah.

Mereka yang harus menerima vonis hukuman. Bisa dikatakan yang selalu dikorbankan. Sementara pimpinan atau yang memiliki jabatan lebih tinggi dan berkuasa terlindung dengan aman. Tidak tersentuh hukum sama sekali.

Kita menduga, para anak buah ini mau menerima menjadi korban dan melindungi atasanya yang merupakan orang penting.

Bisa jadi karena adanya ancaman terhadap dirinya dan keluarga. Akibatnya terpaksa harus menerima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun