Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pantaskah Memukul Anak di Depan Umum?

27 Agustus 2012   14:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjawab judul di atas, tentu akan terdengar sebuah koor yang berbunyi: "Tidaaaaaaaaak! Setujuuuuuuuuu?

Karena jangankan memukul anak di depan umum. Melakukannya di dalam rumah pun pasti banyak di antara kita yang tidak setuju.

Teorinya memang begitu. Sebagai orang tua adalah tidak layak memukuli anak atas kesalahannya.

Tetapi kenyataannya tidak demikian. Tetap saja ada orang tua yang tergoda untuk melayangkan tangannya.

Alasannya untuk mendidik dan mengajari anak, agar tidak nakal kelak. Benarkah kemudian anak menjadi tidak nakal?

Yang ada anak justru semakin nakal untuk menunjukkan perlawanan. Artinya semakin dipukuli, makan anak menjadi semakin nakal.

Kalau pun tidak menjadi semakin nakal. Anak akan hidup dalam ketakutan dan trauma. Anak akan melakukan tindakan yang sama.

Liburan ini saat berjalan-jalan ke Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu. Saya menemukan kejadian, dimana seorang ibu begitu ringan tangan memukul anaknya di tempat keramaian.

Kejadiannya di pantai yang sedang ramai. Entah apa sebabnya si anak dipukuli wajahnya beberapa kali sampai menangis.

Seorang ibu yang melihat sampai setengah berteriak mengingatkan, "Jangan pukul, Bu! Kasihan!

Si anak memang tidak bisa atau berani melawan. Ia hanya bisa menangis. Bisa saja ia menyimpan sakit hati dan dendam. Mungkin tidak dilampiaskan pada ibunya. Tapi bisa saja dilakukan pada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun