Senin 9 Juli 2012 yang baru berlalu beberapa menit saya memutuskan untuk berangkat ke Lampung. Karena anak sudah tiga hari berada di Rumah Sakit kondisinya semakin menurun.
Tengah malam seorang diri dengan bekal seadanya di kantong saya berangkat. Selama perjalanan saya tertidur pulas. Bahkan sampai tujuan di Pelabuhan Merak saya masih tertidur. Tidak sempat mimpi lagi.
Saat berada di kapal penyeberangan saya bermaksud membuka internet untuk melihat tulisan yang saya publikasikan sebelumnya di Kompasiana.
Kacau. Tidak bisa sama sekali untuk masuk. Bagaimana ini? Bosan rasanya berada di dalam kapal yang tidak begitu ramai. Tidur lagi.
Menjelang pagi sampai di Bakauheni, Lampung. Saya coba untuk berselancar lagi. Tapi lagi-lagi tidak bisa mengakses Kompasiana. Kenapa Kompasiana? Karena memang situs ini selalu yang pertama saya kunjungi.
Dalam perjalanan dari Bakauheni menuju ke Tanjung Karang saya tidak berusaha untuk membuka internet. Lebih memilih istirahat dan memikirkan kondisi anak yang sedang terkena demam berdarah.
Sesampainya ke tujuan di Tanjung Karang sekitar pukul sebelas, Tepatnya di Rumah Sakit Advent.
Saya kembali mencoba untuk membuka internet dari ponsel kesayangan. Tetap tidak bisa.
Sepanjang hari sampai malam tetap nihil hasilnya. Ada apa ini?
Sampai ada seorang kompasianer yang mengirim pesan menanyakan. Mengapa saya seharian tidak "muncul" di Kompasiana? Apakah sedang mengalami kiamat?
Saya akui. Sehari tidak berinternet itu benar-benar seperti sedang kiamat. Mau mempublikasikan tulisan yang sudah jadi. Tidak bisa. Mau berkomentar ria. Tidak bisa juga.