Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Raga dan Jiwa Tertidur yang Mencapai Surga

7 Mei 2012   09:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:36 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini tertidur semuanya. Bukan tubuh saja. Tapi pun ikut tertidur jiwa.
Begitulah manusia. Malam tertidur raganya. Siang terlelap jiwanya.

Terpesona dalam kehidupan dunia. Melupakan surga. Sibuk mencari bahagia. Tetapi melahirkan derita.

Terlena oleh kekayaan dan harta. Lupa kerohanian dan pahala.

Bicara tentang kebenaran malah tertawa. Membahas kemaksiatan itu yang disuka.

Raga tertidur begitu pula jiwa. Hilang kesadarannya. Tak tahu diri siapa. Ingat-ingat lupa.

Ada lagi kaum beragama. Paling pandai melihat si ini-si itu berbuat dosa. Padahal dirinya paling berdosa.

Katanya beragama. Tetapi sibuk menghakimi yang berbeda. Nama Tuhan dibawa-bawa. Untuk menghakimi yang dianggap berdosa. Membunuh pun tidak apa-apa.

Bila tak tidur jiwanya. Tentu kebodohan ini tidak ada. Bila akal sehat bekerja. Yang adalah perasaan tak tega. Mengasihi sesama. Betapapun ia berdosa.

Ketika aku berpikir dan berkaca. Inilah gambaran diriku yang nyata. Celaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun