Marzuki Alie, Ketua DPR-RI di Universitas Indonesia, Depok, Senin, 7 Mei 2012, menyatakan, bahwa koruptor adalah orang-orang pintar. Mereka merupakan produk perguruan tingi negeri terkemuka.
Marzuki menyebutkan dua nama, UI dan UGM sebagai penghasil orang-orang pintar yang kelak menjadi koruptor.
Seperti biasa. Pernyataan Bapak Ketua selalu menimbulkan kontroversi. Membuat gerah kalangan yang disebut.
Kalau para lulusan UI dan UGM setelah menjadi pejabat lalu menjadi koruptor. Apakah tempat mereka kuliah harus disalahkan?
Ini sama halnya seperti mengatakan, ketika seorang muslim menjadi koruptor. Lalu agamanya yang disalahkan. Tentu tidak demikian, bukan?
Perbuatan korupsi adalah tanggung jawab koruptornya sendiri. Tidak ada hubungan dengan instansi di mana ia belajar. Karena di pendidikan manapun tidak diajarkan untuk menjadi koruptor.
Lalu, bagaimana kalau saya mengatakan, bahwa Gedung DPR memproduk preman berdasi atau merupakan sarang preman berdasi?
Bisa-bisa ada yang kebakaran jenggot dan tersinggung. Karena memang tidak semua anggota DPR berperilaku seperti preman berdasi.
Namun salut juga dengan kecuekan para wakil rakyat kita. Walau dikritik sampai dihujat tetap tidak terpengaruh. Tidak protes atau menuntut pihak-pihak yang menyatakan, bahwa Gedung DPR yang di Senayan adalah sarang preman berdasi.
Saya tidak tahu apa sebabnya. Entah karena menerima dengan ikhlas atau memang sudah kebal dengan segala macam hujatan media dan masyarakat.
Sebenarnya kalau mau jujur. Tak dipungkiri orang-orang terhormat di Gedung DPR yang berpenampilan bersih dan berdasi tidak sedikit berperilaku preman. Istilahnya preman berdasi.