Gelar Liga Champions sudah melayang. Titel La Liga sudah hampir mustahil dipertahankan. Yang memungkinkan hanya meraih Copa del Rey menghadapi Bilbao.
Hemat saya, Pep adalah orang tahu diri dan waktu. Puas dengan apa yang telah dicapai. Tidak tenggelam dalam sanjungan dan serakah dalam finansial. Tidak secara buta memanfaatkan kesempatan alias ajimumpung.
Karena dalam posisinya sekarang yang begitu dibutuhkan. Siapa tidak akan tergiur untuk terus mengulangi prestasi yang sama. Meraup uang sebanyak-banyaknya selagi dipercaya.
Namun Pep sudah puas dengan pencapaiannya dan memilih mundur dari kursi kepelatihan Los Cules.
Walau banyak yang menaruh hormat atas kejeniusan ilmu kepelatihan Pep dan menyayangkan keputusannya.
Tetapi tidak sedikit pula yang sinis dengan gaya tiki taka yang dikembangkan Pep. Dianggap usang dan sudah terbaca oleh lawan, sehingga sudah sepantasnya Pep mundur untuk melatih.
Apapun itu, di dunia ini tidak banyak pelatih sesukses seperti apa yang telah dicapai Pep. Jadi daripada menggunjingkan sisi negatifnya, lebih baik kita belajar dari sisi positif.
[caption id="attachment_184764" align="alignnone" width="320" caption="Pep saat dieluk-elukan pemainnya//fcbarcelona.com"]
![13356044941217217654](https://assets.kompasiana.com/statics/crawl/555ee3b00423bd977d8b4568.jpeg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI