[caption id="attachment_183978" align="alignnone" width="565" caption="Ramadhan Pohan//Tribunnews.com "][/caption]
Olahraga, khususnya sepakbola seharusnya tidak terkontaminasi politik. Tetapi kenyataannya kekisruhan sepakbola nasional tidak terlepas dari unsur politik.
Kekisruhan yang berlarut-larut dan caruk-maruknya sepakbola kita karena ada kepentingan politik di belakangnya. Tak bisa dipungkiri.
Bentuk nyatanya adalah terbentuknya dua kepengurusan. PSSI dan KPSI. Masing-masing memiliki kompetisi dan timnas tersendiri. Keduanya mengklaim sebagai kepengurusan yang sah.
Akhirnya perang opini tiada habis. Baik oleh para pengurusnya di atas maupun para pendukung kedua kubu di bawah.
Kisruh belum usai. Kini PSSI membuat keputusan menunjuk Ramadhan Pohan, Wakil Sekjen Partai Demokrat sebagai Manager Timnas Senior.
Pohan dipilih menggantikan Ferry Kodrat melalui hasil rapat Komite Eksekutif (Ekco) yang dilakukan PSSI pada Selasa (17/4/2012). Ramadhan menggantikan Ferry Kodrat pada posisi tersebut.
Sebagai wakilnya ditunjuk Raihan Iskandar yang juga seorang politisi. Tepatnya dari PKS.
Penunjukkan ini semakin membingungkan dan juga memperjelas akan unsur politik yang begitu kental dalam urusan sepakbola nasional saat ini.
Pengangkutan Pohan sebagai Manager Timnas pun menghadirkan tanda tanya. Karena sebelumnya belum pernah terdengar kiprahnya di dunia sepakbola Indonesia. Kecuali sebagai Ketua Harian Komite Fair Play.
Melihat gejala yang ada, sepertinya kita hanya bisa berharap dan lebih sabar mengurut dada biar tidak tambah sesak.