Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gereja di Markas FPI Bisa Berdiri Aman, Mengapa GKI Yasmin Ditolak?

18 Februari 2012   07:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:30 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1329550081334114637

[caption id="attachment_171891" align="aligncenter" width="400" caption="freedigitalfotos.net"][/caption] Merasa benar, tidaklah harus keras kepala. Mengalahpun adalah tindakan yang benar! # Toleransi beragama sebenarnya sudah diajarkan dalam setiap agama. Walau dengan bahasa yang berbeda. Karena pada intinya setiap agama mengajarkan untuk saling menyayangi sesama tanpa melihat latar belakangnya. Walau demikian, tentu tidak semua ajaran kebaikan tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan oleh semua umat beragama. Tak heran yang namanya konflik agama selalu saja terjadi. Dari dulu sampai kini. Walau semua mengatasnamakan kebenaran, padahal sesungguhnya adalah untuk membesarkan keegoan. Salah satu konflik adalah berkenaan dengan penolakan "masyarakat" atas berdirinya GKI Yasmin di Bogor. Sampai kemudian dicabutnya ijin pendirian gereja oleh Pemkot Bogor pada 14/2/2008 . Namun kemudian MA pada 2010 memenangkan gugatan jemaat GKI Yasmin untuk mencabut pembekuan ijin tersebut. Lalu beredar kabar, ternyata Pemkot tidak melaksanakan keputusan MA tersebut. Padahal menurut Walikota Bogor, Diani Budiarto, Pemkot sudah melaksanakan keputusan tersebut pada 8 Maret 2011. Karena kembali terjadi penolakan dari masyarakat, maka Walikota menerbitkan kembali keputusan untuk mencabut kembali keputusan. Alasannya demi untuk terciptanya stabilitas dan melindungi jemaat GKI Yasmin. Lalu menawarkan lokasi baru untuk pembangunan atau dijadikan gereja. Dilain pihak GKI Yasmin menolak tawaran dari Pembot. Tetap akan meneruskan pembangunan gereja di lokasi semula. Kasus ini kemudian berkembang menuduh Walikota melarang jemaat melakukan ibadah. Lalu meminta presiden untuk turun tangan. Walaupun dikatakan ini bukanlah masalah agama. Tapi tetap ada kaitannya dengan agama. Saya jadi bertanya-tanya. Mengapa pembangunan gereja Yasmin mendapat penolakan. Padahal kita tahu banyak sekali rumah ibadah di dirikan di negeri ini secara berdampingan. Tanpa masalah. Bisa saling bekerjasama. Bahkan di Petamburan, Jakarta,di mana Markas FPI berada, yang kita ketahui sebagai ormas aliran keras. Banyak berdiri gereja dengan aman. Pertama kali saya melihat keadaan ini hampir tidak percaya. Tapi menurut teman yang tinggal di daerah tersebut, selama ini tidak ada masalah. Aman-aman saja. Memahami hal ini, menurut saya, mestinya pihak GKI Yasmin mau meneliti. Mengapa keberadaan gerejanya ditolak. Katakanlah hal itu dilakukan pihak tertentu. Pertanyaannya tetap, "Mengapa?". Mengapa diantara sekian ribu gereja yang dibangun dari waktu ke waktu, pendirian gereja mereka ditolak? Ada akibat, pasti ada sebabnya. Apa sebabnya, itu yang perlu dicari tahu. Salam damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun