Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Akhirnya, Luis Suarez Minta Maaf!

12 Februari 2012   23:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:44 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_170526" align="aligncenter" width="565" caption="Hey, negro eh, maaf bro... gue minta maaf yeee//Tribunnews.com "][/caption] "Aku telah membuat kesalahan dan menyesal dengan apa yang telah terjadi," ucap Suarez. " Kemudian melanjutkan,"Aku harusnya menjabat tangan Patrice Evra
sebelum pertandingan. Aku ingin meminta maaf atas tindakanku," Demikian pernyataan resmi yang dimuat di situs resmi The Red, julukan Liverpool. (dikutip dari Tribunnews.com) Sebuah tindakan sportif dilakukan Suarez setelah insiden menolak jabat tangan dengan Evra yang menjadi polemik dan menuai banyak kecaman. Termasuk dari manager MU, Alex Ferguson. Terungkap sudah, ternyata memang Suarez yang menolak berjabat tangan dengan Evra pada saat Liverpool melawat ke Old Trafford, Sabtu (11/2/2012) Atas pernyataan maaf Suarez ini, pihak MU menyambut dengan tangan terbuka dan bersikap positif. Saya yakin, apa yang dilakukan Suarez tidak serta-merta datang begitu saja. Pasti melalui pertimbangan dan perenungan yang panjang. Sampai kemudian dapat melembutkan hati untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukannya. Lalu meminta maaf dan itu bukan sebuah ungkapan yang hanya basa-basi. Urusan meminta maaf memang gampang-gampang susah. Ada orang yang demikian gampangnya mengucapkan kata "maaf" dengan tulus ketika menyadari telah melakukan kesalahan. Ada juga yang dengan mudah meminta maaf, tapi sekadar untuk basa-basi saja tanpa makna. Sebaliknya tidak sedikit orang yang begitu sulitnya untuk menyatakan permintaan maaf. Walau tahu ia bersalah. Mulut seakan terkunci gembok yang kuat sekali. Tangan serasa mati rasa untuk menuliskan satu kata "maaf". Contoh nyata adalah para pemimpin atau pejabat atau wakil rakyat kita. Sudah nyata-nyata menyakiti hati rakyat dengan melakukan perbuatan korupsi. Belum pernah kita mendengar ada yang secara terbuka menyatakan permintaan maaf. Malah mati-matian membela diri. Bukannya permintaan maaf, tapi pembenaran. "Ah, semua juga melakukan hal yang sama! Apa salahnya kalau saya juga melakukannya?" atau "Kami ini hanya korban biaya mahalnya berpolitik!" Maaf, ini sedang berbicara tentang bola atau politik sih? Untuk saat ini memang sulit membedakan antara bola dan politik. Mungkin sebentar lagi bakal ada PBSI, Partai Bola Seluruh Indonesia he he he ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun