Apakah engkau pernah benar-benar makan dan benar-benar tidur? Pada saat makan saja bisa sambil nonton teve dan bicara sana-sini atau berbisnis. Begitu juga pada saat hendak tidur. Kapan waktu engkau benar-benar bisa meletakkan hati dan pikiran pada tempatnya?
Bukankah lebih sering masih keluyuran ke mana-mana? Tak jarang juga saat tidur di samping istri masih bisa bertemu wanita lain?"
Kalau soal ini, Sang Guru tahu saja. Pengalaman masa muda sebelum insyaf barangkali.
"Sahabat, hal ini adalah gejala atau perilaku manusia umumnya. Bukan berdasarkan pengalaman." Sepertinya Sang Guru membaca pikiranku.
"Namun demikianlah sifat manusia. Selalu saja mencari pembenaran atas ketidakbenaran yang dilakukannya dari waktu ke waktu. Pada akhirnya tersesat oleh pemikirannya sendiri."
"Benar sekali, Guru. Manusia semakin tersesat oleh pemikirannya dan lupa menggunakan nuraninya. " aku mengamini. "Kalau yang ini, rasanya anak kecil belum tahu tuh, Guru ha ha ha...." masih sempat-sempatnya aku menyindir Sang Guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H