Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidak Malu Melakukan Hal Memalukan dengan Kemaluan

22 Desember 2011   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kemaluan untuk melakukan hal-hal memalukan? Tentu saja tidak, sebab kemaluan penuh rasa malu, sehingga ditempatkan pada tempat yang tersembunyi...

Edan! Ini memang jaman edan, seperti banyak diteriakkan orang selama ini melihat fenomena yang terjadi di masyarakat.  Keedanan ini dipicu oleh tingkah laku sebagian manusianya yang tidak tahu malu untuk melakukan hal-hal yang memalukan. Salah satunya dengan menggunakan kemaluannya.

Tidak tua dan tidak muda. Tidak pria dan tidak wanita. Tidak orang terkenal dan tidak orang biasa. Tidak orang berpendidikan dan tidak orang awam, pada jaman sekarang yang terlibat menggunakan kemaluannya untuk melakukan perbuatan yang memalukan.

Baik menggunakannya sekadar dipamerkan untuk mendapatkan penghasilan dan nama, banyak pula menggunakannya untuk memuaskan nafsu birahi yang sulit tertahan. Nafsu birahi memang berhubungan dengan kemaluan.

Tak heran, banyak beredar gambar-gambar dan film-film yang memamerkan kemaluan yang tanpa malu diperankan anak-anak manusia untuk dilihat dan ditonton banyak orang tanpa perlu merasa malu-malu.

Kemaluan dieksploitasi tanpa risih hanya untuk memuaskan nafsu-nafsu hewani manusia.

Bukan rahasia lagi, banyak perselingkuhan terjadi di masyarakat salah satu penyebabnya adalah tidak kuat untuk menahan nafsu kemaluannya. Begitu juga dengan hubungan seks bebas di luar nikah di kalangan remaja kebanyakan.

Ada yang awalnya malu-malu, ada juga yang tidak perlu merasa malu lagi karena dianggap sebagai gaya hidup orang modern yang bebas menggunakan kemaluannya. Padahal perbuatan menggunakan kemaluan tanpa aturan itu adalah hal yang memalukan.

Memamerkan dan menggunakan kemaluan secara sembarangan, jelas-jelas dilarang ajaran agama apapun. Kelakuan ini jelas juga tidak sesuai dengan norma-norma yang berlalu di masyarakat ketimuran. Karena tidak sesuai dengan etika dan tidak layak dilakukan makhluk yang bernama manusia.

Tentu saja, karena manusia adalah makhluk pilihan yang memiliki etika dan moralitas, bukan seperti makhluk berkaki empat yang tidak mengenal etika dan aturan dalam hidupnya.

Pada dasarnya tentu setiap manusia tidak rela dan marah bila disamakan dengan makhluk berkaki empat alias binatang. Kecuali orang gila. Tapi anehnya manusia tidak perlu merasa malu melakukan hal yang memalukan seperti yang layaknya dilakukan binatang. Bukankah sungguh memalukan?

Semakin hari semakin memalukan saja apa yang dilakukan manusia dalam hidupnya berkenaan dengan kemaluannya. Kemaluan digunakan tanpa malu-malu untuk melakukan hal-hal yang memalukan dirinya sebagai manusia.

Namanya kemaluan, seharusnya punya rasa tahu malu, sehingga tidak digunakan untuk melakukan hal-hal yang memalukan.

Kalau saja manusia dapat menjaga rasa malunya, maka dapat dipastikan akan terhindar dari perbuatan yang memalukan dirinya sebagai makhluk yang mulia.

Semoga rasa tahu malu masih dikandung badan! Semoga tulisan ini tidak memalukan, walau penulisnya masih tidak terlepas melakukan hal-hal yang memalukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun