Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia yang Baik Bukan Berarti Tidak Pernah Melakukan Kesalahan

15 September 2011   04:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 3469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah ada manusia yang selama hidupnya tidak pernah melakukan kesalahan?
Seorang nabi pun, selama hidupnya tanpa sengaja pernah melakukan kesalahan.

Apalagi manusia biasa seperti kita. Dikatakan manusia adalah tempatnya salah dan manusia memang tidak jauh dari kesalahan dalam hidup kesehariannya.

Manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan. Sekalipun ia seorang manusia yang baik. Namun hal ini janganlah dijadikan sebagai pembenaran untuk hidup selalu dalam kesalahan.

Sebagai manusia, kita wajib untuk berusaha menjadi manusia yang baik dan berusaha menghindari kesalahan demi kesalahan.

Manusia yang baik bukanlah karena tak pernah berbuat salah, tetapi adalah manusia yang bisa menyadari setiap kesalahan yang telah dilakukannya. Lalu secara sadar mau mengubah diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Begitulah ia bertekad.

Manusia yang baik, tak lepas dari kesalahan. Tapi ia memiliki kelembutan hati untuk selalu berintrospeksi atas setiap perilakunya. Ia meneliti setiap hal yang dilakukannya.
Apakah terdapat kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan?

Tidak seperti manusia umumnya yang larut dalam kesalahan dan enggan mengakui walau sudah diingatkan.
Tapi akan selalu membela dirinya.

Manusia yang baik takut kepada kesalahan dan menyukai kebaikan. Hal ini tentu berbeda dengan manusia umumnya. Suka pada kesalahan dan menertawakan kebaikan.

Manusia yang baik akan menyesali atas setiap kesalahan yang dilakukannya. Karena nuraninya masih berfungsi dengan baik. Sebuah kesalahan bagaikan setitik noda kotoran yang menempel pada pakaiannya, sehingga ia merasa risih.

Hal ini tentu berbeda dengan kebanyakan manusia yang sudah berbuat salah masih membanggakannya. Kesalahan dianggap hal yang biasa dan tak perlu malu untuk melakukannya. Karena berpikiran orang lain juga melakukannya.

Semua ini adalah tergantung kesadaran yang ada pada diri kita masing-masing. Tingkat kesadaran kita yang menentukan pilihan hidup kita masing-masing. Mau jadi orang baik yang malu pada kesalahan atau orang kebanyakan yang bangga dalam kesalahan.

Apakah saat menulis tulisan ini saya sedang dalam keadaan sadar, bahwa diri sendiri masih penuh kesalahan?

Entahlah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun