Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

[Khusus untuk Pria] Hati-hatilah Terprovokasi Wanita!

12 September 2011   05:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Harap para wanita jangan terprovokasi oleh pria seperti saya, sehingga semua datang melabrak saya.

#
Suatu sore dengan muka garang seorang saudara menghampiri saya di rumah. Dengan tenang saya hadapi.
Saya yakin ia pasti baru pulang kerja dan belum melepas lelah. Tapi dengan semangat empat lima menyambangi saya.

Rupanya ia marah, karena saya memarahi anak dan istrinya. Ini pasti atas provokasi istri atas kejadian yang barusan terjadi.

Saat itu saya memang lepas kontrol, setelah saya tegur baik-baik malah menantang.

Namanya anak-anak kalau bermain timbul keributan sebenarnya hal yang biasa. Tapi kalau orangtua turut membela anaknya, menurut saya kurang tepat kita. Seharusnya sebagai orangtua lebih bijak kita menasehati anak sendiri saja.

Namun saudara ini justru membela anaknya, padahal belum tentu benar. Mendapat angin, anaknya lalu mengambil sebongkah batu yang lebih besar sedikit dari bola tenis. Lalu dilemparkan ke arah anak saya yang ketika itu saya suruh masuk.

Untung hanya mengenai tembok. Saat itu saya tegur dengan keras, kenapa sembarangan melempar batu. Si ibu yang mendengar, lalu marah sambil berkata keras,"Kalau ada yang pecah, nanti saya ganti semua!"

Saya tanggapi,"Kalau kena kaca mungkin bisa diganti. Bagaimana kalau kena kepala Si Menmen? Mau ganti pakai apa?"

Saat itu Si Dede yang belum umur setahun digendong maminya dan saya melihat baru itu melintas di atas kepalanya.

Terdiam. Batu itu sengaja saya simpan dan kemudian saya tunjukkan kepada saudara yang menghampiri saya saat itu.
Rupanya ia merasa malu dan tak enak hati. Kemudian tak banyak bicara lalu pulang.

Coba kalau saat itu ia emosi, membawa golok atau kayu dan langsung memukul saya karena dipanas-panasia istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun