Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Satu Cinta Dua Agama [Kilas Balik Sebelum Tamat]

21 April 2011   11:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tri masuk ke kamarnya, tanpa membahas apa-apa hasil makan malam itu bersama keluarganya. Tri diam seribu bahasa dan kehilangan selera. Sama sekali makan malam yang baru saja berlangsung tidak meninggalkan kesan istimewa di hatinya, selain hanya bernostalgia bertemu sahabat di masa lalu. selengkapnya

Episode 6

"Kejutan! Li, kekasihmu mau datang kemari, Tri ? Mau melamar kamu?” Rizal bertanya karena memang mendengar pembicaraan Tri dengan kekasihnya barusan.

Belum sempat Tri menjawab, Rizal sudah meneruskan seakan tidak memahami perasaan Tri yang sedang berkecamuk, “Baguslah, sekalian aku bisa berkenalan !” selengkapnya

Episode 7



Malam menjelang, saat yang membuat Tri sedikit gelisah, menunggu tiba saatnya Li menyampaikan maksud hati kedatangannya kepada kedua orangtuanya.

Sementara itu suara jangkrik di halaman belakang memberi tanda kalau siang telah berlalu. Gelap telah menyebar kemana-mana. Suara adzan maghrib berkumandang dengan syahdunya. Sebagai keluarga yang taat beribadah, Tri dan kedua orangtuanya meminta waktu untuk melakukan kewajiban mereka. selengkapnya

Episode 8

Papa mengajak Li duduk di ruang tamu. Li mengikut saja dengan perasaan mulai sedikit grogi.

Tri menyuguhkan ubi rebus yang masih panas di meja tamu bertaplak coklat berenda itu. Dua gelas kopi panas tak lupa pula dibuatkan Tri. Meskipun Tri tahu dua lelaki dewasa itu masih kenyang, udara yang dingin akan cepat membuat perut mereka kembali lapar. selengkapnya

Episode 9

Malam kian larut, hawa malam terasa semakin dingin sama sekali tidak dirasakan tiga orang yang tengah serius berdiskusi di ruang tamu di rumah Tri. Kopi panas masih mengepulkan asapnya yang menebar aroma khas. Ubi rebus yang tadi sempat disuguhkan Tri satu-persatu mulai berkurang dari wadah keramik berwarna putih itu. selengkapnya

Episode 10

Saat Tri terbangun, di hatinya penuh tanya. Melihat raut wajah Li yang walaupun berusaha tersenyum, Tri menangkap ada gelagat yang tidak baik terjadi.

Namun karena malam sudah larut, Li meminta Tri untuk beristirahat terlebih dahulu dan membicarakan masalahnya keesokan harinya. selengkapnya

Demikian kilas balik kisah "Satu Cinta Dua Agama" hasil kolaborasi saya dan Fitri y. Yeye, kritikan dan masukannya sangat diharapkan untuk kesempatan kolaboasi berikutnya.

Untuk kilas balik dari epissode 11 - 21 akan diterbitkan oleh Fitri y. Yeye

Salam dari kami penuh kesehatian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun