Bila melihat sikap para pejabat yang bertanggung jawab dalam perlindungan terhadap para TKI, mungkin judul di atas cocok disematkan untuk para pejabat itu.....
*
Ruyati binti Satubi (54) TKI asal Bekasi itu telah dieksekusi mati dengan dipancung pada Sabtu (18/6) di Arab Saudi karena terbukti membunuh majikannya.
Banyak pihak yang menyesalkan hukum pancung itu harus terjadi dan mengecam pemerintah tidak maksimal membela pahlawan devisanya.
Pemerintah melalui pejabatnya sibuk membela diri, mengatakan, bahwa telah kecolongan dan tidak tahu-menahu eksekusi mati itu telah terjadi.
Saling melempar tanggung jawab dan membela Presiden SBY sebagai presiden satu-satunya di dunia yang paling memperhatikan buruh migrannya.
Sampai saat ini, kita belum pernah mendengar pernyataan maaf dan tanggung jawab dari pemerintah. Bahwa selama ini pemerintah belum maksimal membela dan memberikan perlindungan pada warganya, dalam hal ini para TKI yang bekerja di luar negeri.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab seperti Mentari Hukum dan HAM, Menteri Luar Negeri, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kedutaan Besar di Arab Saudi, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI, tak satupun yang berani menyatakan paling bertanggung jawab, menyesal, dan meminta maaf pada rakyat Indonesia.
Dalam sebuah acara talkshow di salah satu televisi swasta, melalui Kepala BNP2TKI dan Dirjen Kemlu mereka malah sibuk menunjukkan bukti-bukti atas keberhasilan mereka membela para TKI yang terkena kasus.
Tidak tampak prihatin dan mau mengakui kegagalan mereka selama ini.
Tak heran sikap mereka ini mendapat kritikan pedas dari seorang peserta talkshow yang menyatakan heran, bahwa dari pernyataan mereka tidak sedikitpun ada rasa penyesalan dan rasa tanggung jawab atas keteledoran yang telah terjadi.
Sebenarnya kalau mau jujur, para TKI yang hendak bekerja di luar negeri tidak sedikit mengalami penyiksaan bukan hanya di luar negeri tetapi lebih disiksa dan diperas oleh orang-orang di negerinya sendiri. Saat di penampungan dan di bandara mereka sudah mengalaminya.
Ini yang nyata-nyata terjadi di negeri sendiri para pejabat yang berkompeten mati kutu dan mati rasa untuk menangani.
Jadi, sebenarnya kita perlu maklum kalau para pejabat kita seringkali mengatakan, tidak tahu dan kecolongan dalam melindungi para TKI di luar negeri. Karena di depan mata sendiri saja sudah sering kecolongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H