Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jika Anda Tidak Percaya Keyakinan Saya, Anda Tidak Perlu Tertawa dan Melecehkan!

21 Mei 2011   03:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:24 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapapun berhak untuk menyakini keyakinannya sebagaimana kita menyakini keyakinan kita...

Seorang teman yang tampak religius bertanya pada temannya,"Bro, kamu percaya sama hukum karma dan menyembah patung ya?!"

Dengan tegas teman yang ditanya menjawab,"Iya, memang kenapa?"

Sang teman tertawa terbahak-bahak dan berkata,"Kamu kok bodoh ya?! Hukum karma itu hanya dongeng dan menyembah patung itu sesat! Itu namanya menyekutukan Tuhan."

Mendengar kata-kata itu dengan tenang dan tegas teman yang ditertawakan berujar,"Kawan, saya katakan, Anda boleh tidak percaya dengan keyakinan saya. Tapi Anda tidak perlu menertawakan apalagi melecehkan ajaran saya! Saya kira Anda tidak berhak melakukannya!"

"Loh, memang kenapa? Kalau ada yang tidak benar, saya wajib memberitahukan!" Jawab teman yang tampak religius itu.

"Kalau soal keyakinan, pasti masing-masing akan meyakini keyakinannya yang paling benar. Apa yang perlu dibenarkan? Anda mau percaya bahwa agama dan kitab suci Anda yang paling resmi dari Tuhan, silakan! Saya tidak akan mengganggu gugat. Kalau ada umat yang menganggap Nabinya sebagai Tuhan, saya juga tidak akan mempermasalahkan."

Diam sejenak kemudian ia melanjutkan, "Prinsip saya, biarlah semua orang hidup damai dalam keyakinannya, tanpa perlu merasa yang paling benar. Menurut saya yang paling benar itu adalah bila semua ajaran yang ada dalam keyakinan kita bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata! Tidak ada gunanya menertawakan apalagi melecehkan keyakinan orang lain!"

*

Saya pikir juga demikian, apa hak dan perlunya kita mengaduk-aduk dan menertawakan keyakinan seseorang? Apalagi sampai melecehkan! Bukankah lebih baik hidup sepenuh dalam keyakinan yang kita yakini kebenarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun