Hati yang selalu dipenuhi rasa suka adalah sebuah kegembiraan
dan itu akan kembali kepada pemiliknya juga…
Suka sama suka adalah sebuah hubungan yang saling menguntungkan, artinya tidak ada yang dirugikan.
Semua memberi rasa puas dan suka cita, tiada ganjalan sedikitpun yang tersisa di hati.
Yang memberi dengan rasa suka dan begitu juga yang menerima dengan rasa yang sama.
Dalam relasi kemanusiaan seringkali terjadi ketidakharmonisan karena keegoan yang dimiliki para pelakunya.
Prinsipnya yang penting saya suka-suka, urusan orang lain suka atau duka, bukan urusan saya!
Begitulah bila keegoan lebih diutamakan.
Kepentingan diri sendiri menjadi prioritas. Kesukaan diri sendiri lebih dipentingkan, walaupun untuk itu harus menciptakan kedukaan bagi orang lain.
Begitu banyak kepura-puraan terjadi diantara kita ketika berhubungan. Rasa suka itu hanya dipertunjukkan dengan senyuman palsu belaka. Padahal di hati ada ketidaksukaan terpendam.
Dalam hidup kita sebenarnya begitu banyak keterpaksaan yang kita lakukan karena ada embel-embel kewajiban. Kita tidak melakukannya dengan hati yang suka cita dan ikhlas.
Tetapi hanya melakukan sekadarnya untuk memenuhi kewajiban, sehingga tanpa ada rasa suka dan tercipta kenyamanan.
Setiap hari berapa banyak hubungan ketidaksukaan terjadi. Para pegawai harus terpaksa menunaikan tugasnya dengan keterpaksaan dan bekerja sekadarnya.
Begitu juga sebaliknya kemudian majikan terpaksa untuk memberikan gajinya.
Hal ini tentu menciptakan ketidakharmonisan dalam berhubungan. Penuh kepura-puraan dan keterpaksaan.
Alam ini adalah adil. Apa yang kita berikan maka itu akan kembali pada diri kita. Ketika kita memberikan kebaikan kepada orang lain, maka kebaikan yang akan kita terima.