Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Atun: Harapan, Percaya, Doa, dan Usaha [Inspirasi Untuk Wanita 8]

19 Januari 2011   11:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:24 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak tenggelam pada masa lalu yang pahit, tetapi nikmatilah manisnya hidup hari ini untuk hari esok yang indah!

[caption id="attachment_85596" align="alignleft" width="300" caption="Bukan Atun//pesatnews.com"][/caption] *

Orang-orang memanggilnya Atun. Padahal nama aslinya Sumiatun. Mengapa tidak dipanggil Sumi saja, biar terasa lebih keren? Entahlah, bagaimanapun nama Atun memang lebih beken. Sekarang nama itu sudah melekat pada dirinya dan aku tak sungkan memanggilnya Mbak Atun atau cukup Atun saja. Tidak masalah dan tidak perlu dipermasalahkan!

Atun, walaupun nama yang ndeso, tapi penampilan pemiliknya sudah cukup paten dan kemana-mana menenteng Blackberry layaknya orang-orang modern. Sudah bisa menyetir mobil sendiri, menyelip disana-sini. Memakai kacamata hitam dipadu dengan memakai jilbab terlihat lumayan enak dipandang dan serasi.

Jujur saja, menurutku tidaklah begitu cantik Atun ini. Tetapi orangnya sungguh simpatik dan menarik hati. Membuat nyaman suasana bila berbicara dengannya. Terbuka dan mengalir apa adanya saat bercerita. Santun dan semangatnya luar biasa membuat orang sekitarnya terbawa.

Dibalik semangat dan sifat optimisnya, ternyata Atun memang wanita yang luar dan tidak pernah putus asa dalam keterpurukan hidupnya hyang harus dialaminya. Rumahtangga yang hancur dan usaha yang mundur tak harus membuatnya putus asa dan mengeluh atau jatuh dalam keterlenaan.

"Masa lalu, mas, tidak perlu disesali dan menyalahkan orang lain. Bersyukur sajalah, Atun bisa bangkit dan sekarang hidup damai dan nyaman begini! Tuhan memang sayang pada umatnya yang percaya dan mau berusaha!" Begitu Atun berkata suatu hari.

Mendengar kisah hidupnya, saya percaya tidak setiap wanita dapat seperti dia. Tetapi setelah membaca kisahnya setiap wanita dapat seperti dia juga. Menurutku Atun memang wanita yang spesial dan menginspirasiku. Bolehlah kemudian aku kagum kepadanya. Bukan kepada orangnya (sih) tapi dedikasi dan semangat yang dimilikinya. Bahkan aku pernah meledeknya, kalau kisahnya hidupnya bila ditulis jadi novel, pasti menjadi sebuah kisah yang menarik. Aku sampai berpikir, mungkin suatu saat aku akan melakukannya.

Singkat cerita agar waktunya tidak terlambat untuk diceritakan. Langsung saja pada    permasalahannya.             Pada suatu waktu Atun bersama suaminya membangun sebuah usaha kerajinan. Usaha yang dibangun dari bawa dalam rasa saling cinta. Penuh semangat dan harapan. Dari usaha kecil-kecilan untuk pasar lokal, hingga maju dan mendapat mitra bisnis dari mancanegara. Dari omset puluhan juta sampai mencapai ratusan juta.

Masa-masa manis dan keharmonisan begitu nikmat Atun rasakan bersama suami tercinta. Apalagi setelah kelahiran si kecil. Lengkap sudah kebahagiaan Atun. Bisnis lancar dan hubungan dengan suami juga langgeng, ditambah anak yang lucu. Penuh cinta dan gairah. Atun begitu menyanyangi lelaki pilihannya. begitu juga sebaliknya. Siang malam hidup dalam kemesraan. Membuat iri hati saja.                                                                                      Apalagi yang dicari?

Tetapi dalam perjalanan hidup manusia, pada saat damai, selalu saja datang ujian. Dalam ketenangan, akan muncul goncangan. Hidup adalah misteri, sulit menduga apa yang akan terjadi. Dalam kesuksesannya akan muncul godaan dan menguji keimanan. Tak disangka tak diduga oleh Atun yang memang masih polos ketika itu. Suaminya mulai tergoda dalam pelukan wanita lain dan menjalin hubungan serius. Atun takmenyangka, suaminya akan main belakang, karena begitu percaya akan kesetiaan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun