Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Pemarah Yang Sulit Diubah (50k - Aku dan Sang Guru)

15 Januari 2011   12:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:33 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat-sifat buruk pada manusia memang sulit untuk dihilangkan dan dibuang. Memerlukan tekad dan kemauan yang kuat dan terus menerus untuk menghilangkannya. [caption id="attachment_84812" align="alignleft" width="294" caption="justordinarynda.blogspot.com"][/caption]

* Diantara puluhan murid yang setia mengikuti Sang Guru, ada seorang yang sangat temperamental. Sulit sekali mengendalikan emosinya. Padahal sudah sekian lama mengikuti Sang Guru. Biasa ia dipanggil Li. Nama yang pendek dan unik. Li berumur 30 tahunan. Badannya tegap dan tampan, namun jarang tersenyum. Pekerja keras. Aku tidak banyak tahu tentang asal usulnya, karena itu tidaklah penting bagiku.

Hanya sifat pemarahnya yang sulit untuk dihilangkan. Padahal ia sudah berusaha untuk mengendalikan dirinya. Tetapi Sang Guru selalu sabar membimbingnya.

"Guru, aku sangat ingin menghilangkan sifat pemarahku, tetapi mengapa selalu gagal. Sudah sekian lama aku mencoba, seakan tiada hasilnya dan sifat pemarah itu setia menemaniku!" Li berkata saat meminta bimbingan Sang Guru.

"Setiap manusia memang baik adanya. Tetapi memiliki sifat-sifat bawaan yang sulit untuk dihilangkan. Begitu mengakar dan menancap kuat. Untuk menghilangkannya susahnya ibarat memisahkan kulit dari dagingnya. Tetapi dengan berlatih dan bertekad, suatu saat pasti bisa dihilangkan!" Sang Guru memberikan wejangannya.

"Guru, sebenarnya aku malu dengan diriku yang masih pemarah ini!" Li berkata sendu dibalik wajahnya yang keras.

Sang Guru memandangi Li yang menunduk. Diperhatikannya dengan hati yang penuh kasih. Didalam aula untuk berkonsultasi dengan Sang Guru hanya ada kesunyian.

"Sahabatku, aku tahu engkau sudah berusaha dan engkau sangat rindu untuk berubah. Tetapi belum berhasil juga. Bersabar dan terus berlatih dalam ketekunan, engkau pasti bisa berhasil, sahabatku!" Ketulusan Sang Guru mengharukan Li untuk semakin bertekad berlatih.

"Terimakasih Guru! Guru selalu baik padaku, padahal selama ini aku selalu saja menyusahkan guru!"

"Sahabatku, itu adalah tugas seorang guru. Kalau engkau tidak menyusahkan, bagaimana aku bisa memberi bimbingan. Kalau aku memiliki semua murid Baik-baik, bagaimana aku memiliki kesempatan untuk memberikan pengajaran?!"

Sungguh sebuah sikap yang bijak dan kerendahan hati dari Sang Guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun