Keluguan dan kepolosan, ternyata masih ada dan bisa ditemukan disekitar kita! Jangan-jangan diri kita sendiri yang sudah tidak memiliki?!
Karena ada urusan kerja, beberapa hari ini harus naik turun gunung. Saya hanya menggunakan kendaraan sepeda motor dan tentunya sangat melelahkan. Dengan jalan-jalan setapak dan tanpa aspal serta jalan yang menanjak dan menurun.
Selain itu harus juga diteruskan dengan berjalan kaki, dada sedikit sesak dan kaki terasa lemas.
Hanya pepohonan rindang yang masih bisa menyejukkan hati. Sungai kecil dengan bebatuan dan airnya yang mengalir sejenak menyegarkan pandangan.
Dibalik itu semua, ternyata masih ada suatu keluguan dan kepolosan yang bisa saya temukan.
Saya bertemu Pak Nanang yang menuntun jalan.
Setelah melihat kesana kemari, saya berniat membawa contoh barang. Saat sudah diletakan di sepeda motor, Pak Nanang melihat dan menurutnya saya akan kesulitan membawanya. Mengingat jalannya yang tidak memungkinkan.
Ia kemudian berinisiatif untuk membawanya sampai ke jalan raya, yang lumayan jauh.
Setelah kami bertemu lagi di depan jalan beraspal dan barang-barang sudah diletakan pada sepeda motor, sebenarnya saya berniat untuk memberikan sedikit uang sebagai tanda terimakasih.
Tetapi beliau buru-buru pergi sambil memberikan isyarat tidak usah dan berkata,"Jangan! Tidak usah!"
Sebenarnya pada jaman sekarang siapakah yang tidak suka uang? Apalagi untuk sesuatu jasa yang telah dilakukan. Kadang-kadang tanpa melakukan apapun malah minta uang jasa.
Kepolosan dan keluguan memang sulit ditemukan pada diri kita saat ini. Tetapi saya hari ini telah menemukannya melalui seorang bapak yang jauh tinggal dibalik gunung. Yaitu pada seorang lelaki yang bernama Pak Nanang!
Boleh sedikit kita sejenak bertanya, masih adakah kepolosan dan keluguan itu pada diriku?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H