Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyogok Polisi = Win-Win Solution???

14 Agustus 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemahaman yang salah, bahwa menerima tawaran polisi untuk damai ditempat ketika kena tilang adalah win-win solution. Tetapi sebenarnya yang terjadi justru adalah lose-lose solution! Karena kedua pihak melakukan kesalahan atau bersama-sama melakukan kesalahan.

* * + + * *
Pernahkan kita menyogok polisi? Kemungkinan pernah kita lakukan secara sukarela maupun terpaksa oleh kondisi dan keadaan!

Bagi kita yang setiap hari harus berlalu-lalang di jalan raya, sebagian besar pasti pernah berurusan dengan pak polisi. Hubungan ini dipastikan juga karena ada razia rutin atau oleh sebuah atau dua buah kesalahan yang kita lakukan.

Ketika kena razia atau ditilang oleh pak polisi, biasanya ditawarkan untuk berdamai atau kita sendiri yang menawarkan diri untuk menyelesaikan ditempat urusannya.
Saya sendiri juga beberapa pernah melakukan hal ini, dengan memberikan uang sepuluh duapuluh ribu dan urusan jadi beres. Tetapi bila meminta dan memaksa diatas jumlah itu, biasanya saya minta untuk ditilang saja.

Karena sedang terburu-buru atau dikarenakan tidak mau repot urusan jadi panjang ketika kena tilang, biasanya spontan kita memberikan sejumlah uang agar kita segera dapat melanjutkan perjalanan.
Bukankah ini sudah termasuk menyogok?
Apesnya ketika kita menyogok, yang disogok dengan suka rela mau menerima.
Loh kok?
Bukankah lebih apes lagi kalau yang disogok menolak dengan tegas dan memperkarakan tindakan kita?

Inilah wajah keseharian kita dijalanan. Setiap masalah dan kesalahan dapat diselesaikan dengan mudah bila ada uang. Antara suka, rela, dan terpaksa kita mengganggap ini adalah sebagai cara yang saling menguntungkan alias win-win solution istilah kerennya.
Sekilas memang demikian adanya bagi kita.

Tetapi bila kita teliti dan dalami lagi, sebenarnya acara sogok-menyogok ini adalah lose-lose solution. Karena sebenarnya adalah hubungan yang bisa merugikan dalam jangka waktu panjang. Menjadi saling menjatuhkan dalam kesalahan dan saling menyakiti nurani

Lalu, mengapa perilaku ini masih sering kita lakukan dan menjadi keseharian? Selain karena kurang tegasnya hukum yang berlaku, juga disebabkan kurangnya kesadaran pada diri kita, bahwa menyogok dan disogok adalah perbuatan yang salah. Itulah yang dikatakan, kesalahan dianggap bukan kesalahan lagi karena sudah terbiasa dilakukan!
Jadi dalam hal ini kita semua yang patut dipersalahkan, makanya saya katakan ini adalah lose-lose solution. Kita mengalami kekalahan karena tidak dapat tegak berdiri dan berbuat dalam kebenaran mengikuti nurani. Tahu perbuatan ini salah, namun terpaksa harus dilakukan juga.

Semoga akan muncul kekuatan kesadaran didalam diri kita menghadapi kesalahan-kesalahan yang selalu muncul dalam hidup kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun