Bila butuh barang , tetapi tidak ada , lalu ingat untuk pinjam ke teman atau tetangga , kemudian digunakan sepuasnya . Selesai digunakan , penyakit lupanya muncul untuk mengembalikan . Apakah bukan mau enak sendiri ? Karena ketika yang punya barang memerlukan , harus yang meminta kembali !
Hanya menutupinya dengan satu kata saja, lupa!
5.
Bila makan atau minum , tak lupa berdoa sebagai wujud bersyukur . Anehnya bila tahu bersyukur , mengapa ketika makan atau minum, seringkali makanan dan minuman tidak dihabiskan ?
Disia-siakan jadi sampah dan dibuang begitu saja ! Aneh bin nyata , bukan?!
Bersyukur kok menyia-nyiakan rejeki yang ada ?!
6.
Untuk hal yang sepele atau yang sia-sia , tanpa malu-malu merogoh kocek dalam-dalam dengan bangganya , tetapi tatkala ada yang membutuhkan uluran tangan tidak malu membuang muka .
Mengapa tak rela merogoh koceknya yang masih penuh ? Bukankah ini tidak ada hubungan dengan mampu atau tidak mampu ?
7.
Senyuman , setiap orang pasti memilikinya , namun entah mengapa begitu pelit untuk diberikan kepada orang lain sebagai wujud persahabatan . Senyuman tidak membutuhkan biaya , tak ada ruginya bila diberikan kepada orang lain .
Lalu mengapa harus disimpan sampai membuat wajah menjadi mengkerut ?
Masih adakah hal - hal kecil yang bisa ditambahkan ?
Semoga kita tidak mengecilkan hal-hal yang kecil , sehingga menjadikan diri kita seperti orang kecil selamanya !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H