Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Avalokitesvara, Dewi Bertangan Seribu, Inspirasi Bagi Gerakan Seribu

2 April 2010   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa di dunia ini ada perbedaan antara kaya dan miskin ? Apakah ini untuk menunjukkan ketidakadilan atau keadilan Tuhan ? Bukankah Tuhan menginginkan yang berlebihan itu memberi kepada yang kekurangan ?! [caption id="attachment_108663" align="alignleft" width="184" caption="pilihan.wordpress.com/"][/caption]

Pada saat ini bisa kita saksikan dengan mata telanjang , begitu jelasnya perbedaan antara kaya dan miskin disekitar kita. Disatu sisi ada keluarga yang berlebihan dalam segala kebutuhannya . Untuk makan setahun kedepan masih belum menjadi beban, sehingga begitu mudah untuk disia-siakan. Tetapi disisi lain ada terdapat keluarga yang serba kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga untuk makan hari ini saja harus membanting tulang dan terpaksa menipu sana - sini .

Selama dunia ini masih berputar , antara yang kaya dan miskin pasti akan ada. Mengapa ada kemiskinan di dunia ini sedangkan Tuhan menginginkan umatnya hidup kaya ?! Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan kita untuk saling berbagi dan memberi. Dalam setiap agama mengajarkan untuk berdana,beramal , dan membayar zakat.

Adanya perbedaan antara kaya dan miskin adalah juga disebabkan oleh keserakahan segelintir orang .

Inspirasi nyata yang sungguh indah adalah pengajaran dari Avalokitesvara atau yang dikenal juga dengan nama Dewi Kwan atau Dewi Welas Asih. Salah satu ikrarnya adalah , dimana ada penderitaan , maka disitulah sang Dewi akan berada untuk meringankan penderitaan semua makhluk, tentunya termasuk umat manusia yang ada di bumi.

Sebagai wujud nyatanya adalah Avalokitesvara digambarkan dalam bentuk bertangan seribu yang menandakan kemampuannya untuk menolong yang membutuhkan kapan dan dimanapun juga . Selalu dengan penuh welas asih melihat penderitaan umat manusia sebagai penderitaannya juga.

Bila kita semua di dunia ini bisa belajar dan mengikuti ikrarnya Dewi Kwan Im yang maha Welas Asih ini yang selalu bersedia berada ditengah - tengah penderitaan untuk menolong setiap makhluk yang membutuhkan.Setiap saat dengan suka rela mau memberikan kelebihannya kepada yang kekurangan , maka dunia ini pasti akan menjadi indah .

Seperti kita ketahui beberapa rekan di Kompasiana _ Risdmanaceh dan Kit Rose_telah bergerak dengan "Gerakan Seribu Rupiah untuk Seribu Masa Depan" untuk mengumpulkan dana membantu saudara - saudara kita  yang terlantar dan membutuhkan uluran tangan umumnya, dan anak-anak jalanan khususnya . Sebuah awal yang bagus untuk menjadi sebuah gerakan yang luar biasa. Walau seribu rupiah , yang mungkin tak seberapa bagi kita, tapi sangatlah bernilai bagi yang benar-benar kekurangan .

Seribu rupiah , sepertinya tak begitu bernilai selama ini kita memandanya, namun bila seribu rupiah itu dikumpulkan dari beribu-ribu orang, bisa dibayangkan akan menjadi berapa banyak jumlah ribuanya?

Terus terang, saya sendiri saja masih hidup dalam kekurangan dengan kebutuhan yang sulit untuk dikurangi . Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai akhir bulan pun harus was-was .

Tetapi beruntung masih memiliki hati yang selalu ingin bersyukur . Oleh sebab itu saya ingin sedikit menggerakkan hati ini untuk berikrar yang berhubungan dengan uang seribu rupiah . Saya akan menghargai setiap tulisan saya ini senilai seribu rupiah mulai bulan April ini untuk disalurkan .Apakah tulisan saya pantas untuk dihargai walau dengan seribu rupiah? Entah! Atau apakah ada yang bersedia setiap kali membaca tulisan saya,  dengan rela menghargainya dengan seribu rupiah juga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun