Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekhusukan Ibadah, Dikalahkan Getaran Hp...., Siapakah Itu?

26 Maret 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika seharusnya kita sepenuh hati menyerahkan diri padaNya, namun adakalanya kita tetap tak rela juga, mengapa? [caption id="attachment_103267" align="alignleft" width="173" caption="syahla-syahla.blogspot.com/"][/caption] Dalam suasana rumah ibadah yang khusuk dan hening tatkala sedang berlangsung upacara ibadah . Seorang lelaki tampak sedang konsentrasi mengikuti rangkaian upacara tersebut. Namun saat bersamaan ada datanglah sebuah  gangguan . Ternyata ada yang meneleponnya. Ketika ia merasakan getaran pertama kali dikantong celananya , akan tetapi  ia tetap bersikap tenang dan meneruskan ibadahnya denga khusuk .

Berselang berapa lama kemudian , getaran itu kembali datang dan ia masih bisa menguasai diri . Tetapi yang menelepon tak tahu diri atau memang ada hal yang penting , getaran itu kembali terjadi dan kali ini seorang lelaki ini sudah kehilangan kesabarannya kemudian langsung merogoh kantong celananya untuk meraih hpnya .

Begitu dilihat nomor panggilan yang masuk adalah seorang teman , ia langsung komplain , " Eh, dasar kuya, kenapa lu telepon terus ? Gua lagi sembahyang tahu . Apa gak bisa sabar neleponnya nanti aja !!! " Karena suaranya sampai begitu keras, mau tak mau sebagian orang menengok kearahnya dan sangat mengganggu jalannya ibadah.

Kalau diteliti dan dipelajari , sebenarnya siapa yang mengganggu siapa? Bukannya ia sendiri yang mengganggu dirinya sendiri dan kemudian mengganggu orang lain dengan sikapnya ? Mengapa ia masih tak rela untuk mematikan hpnya ketika sudah berada didalam rumah ibadah barang sekejap ? Mengapa masih tak bersedia mendamaikan hatinya untuk dijamah Tuhannya ?

Pertanyaannya ,sayakah seorang lelaki itu ataukah anda? Atau pula dia?!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun