Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Mengaku Jujur, Sebenarnya Tidak Jujur?!

12 Maret 2010   23:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang yang suka mengaku orang baik dan menjelekan orang lain, sebenarnya ia adalah orang yang lebih jelek lagi. Benarkah? [caption id="attachment_92425" align="alignleft" width="300" caption="http://irfanmuhamad.wordpress.com"][/caption] Saya pernah membaca satu komentar dari seorang kompasianer, yang mengatakan, orang yang suka mengaku jujur itu tandanya ia sebenarnya tidak jujur. Benarkah demikian? Didalam pembicaraan dengan seseorang , biasanya juga suka menyakinkan bahwa dirinya adalah orang yang baik . Kemudian ia akan menceritakan kejelekan seseorang . Kadang saya juga tidak mengerti apa maksudnya. Teman juga suka mengingatkan, biasanya orang demikian , tandanya ia sendiri kurang baik. Namun saya tidak mau mencurigai. Bila ada yang berpendapat bahwa yang biasanya mengaku jujur itu artinya sebenarnya ia adalah orang yang tidak jujur. Mungkin pengalaman hidup yang membuat ia mengambil kesimpulan demikian. Sah-sah saja , dan memang tak ada salahnya. Kalau bagitu, saya yang dalam tulisan di Kompasiana kebanyakan menulis tentang kebaikan dan kebenaran , apakah itu menandakan sebenarnya saya bukan orang baik dan bukan orang yang benar? Pada kesempatan ini, jujur saya katakan , iya! Bukan hanya orang yang tidak baik, namun dosanya juga banyak. Tepatnya kebanyakan. Sedikit sudah saya ungkapkan melalui profil saya. Oleh sebab saya merasa bukan orang yang baik dan benar, maka memaksa saya untuk menulis hal - hal yang baik dan benar, siapa tahu kebaikan dan kebenaran dari tulisan tersebut bisa menular kepada saya. Seumpama saya yang sudah tidak baik ini, setiap hari hanya menulis tentang hal yang jorok dan melampiaskan dalam tulisan, bukankah akan membuat saya tambah tidak baik dan tidak benar? Walaupun saya orang yang tidak baik dan tidak jujur. Licik dan picik. Pengecut dan penakut. Tapi minimal saya saya sadar akan keburukan diri saya, sehingga masih sadar untuk menulis tentang hal-hal yang baik dan benar. Ketika saya mengalami kemarahan, saya berusaha menulis tentang memaklumi. Saat saya mengalami hari yang penuh kebencian, saya akan menulis tentang pengertian dan mengasihi. Pada waktu saya berusaha untuk berbohong, maka saya menulis tentang kejujuran. Bilamana saya sedang mengalami hari yang lesu tanpa gairah, maka saya akan menulis tentang semangat dan kemauan. Ketika hari-hari saya lalui dengan hanya menilai perbuatan orang lain, maka saya akan menulis agar jangan menghakimi. Tolong para sahabat janganlah salah memahami , bahwa saya menulis disini mau menjadi sok baik dan sok mengajari orang lain. Sok benar dan menyalahkan oran lain. Tapi sebenarnya justru saya ingin menunjukkan keburukan dan kejelekan serta ketidakbenaran saya. Secara tidak langsung saya ingin mengatakan , saya ini sedang mau belajar menjadi orang baik dan benar dengan menulis masalah kebaikan dan kebenaran . Bukanlah berarti saya sudah menjadi orang yang baik dan benar. Setiap orang berhak dan wajib menjadi orang baik atau benar dan banyak jalan untuk ditempuh. Kebetulan saya menggunakan jalan dengan cara menuliskan suara hati dan menjadikannya sebagai guru. Mari kita belajar mendengarkan suara hati dengan kepolosan tanpa keegoan. Tanpa persepsi dan sensasi. Hanya suara nurani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun