Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lembutkan Hatimu, Tak Perlu Keras Hati!

25 Februari 2010   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kelembutan hati dapat membuat kesadaran terjaga akan sebuah kesalahan, sedangkan kelepasan hati selalu membuat kesalahan ada tanpa menyadarinya Terinspirasi diskusi kecil dengan rekan Kompasianer , Muhammad Iqbal atau abah Iqbal yang sedang berada jauh di pulau Timor sana, sedikit saya mencoba berbagi sebagai bahan renungan pada kesempatan ini. Walau sedikit , tapi sungguh berarti bagi saya pribadi. Sebagai manusia yang belum sempurna yang sedang belajar dan melatih diri tentang kehidupan menuju menjadi manusia yang lebih baik , tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Ini tak dapat dipungkiri. Oleh sebab itu , mungkin kita tidak bisa selalu dalam keadaan sadar atau eling setiap saat menghadapi kehidupan yang begitu banyak cobaan dan godaan. Masih banyak celah bagi kita untuk melakukan kesalahan-kesalahan. Namun hal ini janganlah sampai membuat kita berkecil hati untuk belajar dan juga jangan menjadikannya sebagai senjata pembenaran atas setiap kesalahan yang kita lakukan. Mungkin kita saat ini belum mencapai kepada taraf selalu dalam kesadaran diperjalanan hidup ini . Tetapi kita masih bisa belajar untuk melembutkan hati, yang akan selalu membuat kita tersadarkan seketika. Bukannya menyimpan kekerasan hati, yang membuat kita keras kepala tanpa mau mengakui kesalahan. Dengan adanya kelembutan hati yang kita miliki, berarti masih punya harapan untuk memperbaiki diri. Karena dengan demikian, masih gampang untuk menerima pengajaran dan diingatkan oleh orang lain atau olehNya secara langsung. Bahkan sebuah pengajaran yang tak terduga bisa kita dapatkan ketika kelembutan hati itu selalu ada. Dalam hidup ini seringkali kita menemukan orang-orang yang begitu keras hati , sulit diberikan nasehat dan pengajaran. Begitu tidak ada kerendahan hati untuk bisa menerima kritikan yang baik. Tak jarang melakukan perlawanan karena merasa benar sendiri. Ketika diingatkan kesalahannya justru menertawakan. Saat diingatkan malahan timbul kemarahan . Diberikan masukan demi kebaikannya, yang ada disepelekan. Lihatlah, berapa banyak kesalahan demi kesalahan yang terjadi akibat kekerasan hati? Kekacauan dan perang tak jarang karena kekerasan hati, tak mau mengalah dan merasa benar sendiri. Inilah yang dikatakan berbagai kebodohan batin manusia, walau bisa saja ia memiliki kepintaran. Tetapi sebenarnya alangkah ruginya bila demikian. Dengan adanya kelembutan hati, maka hati kita akan selalu terbuka untuk menerima pengajaran dan ini merupakan sebuah keberuntungan. Bila kelembutan hati itu selalu ada, saat melakukan kesalahan, maka ketika datang kebenaran untuk mengajarkan, hati ini akan menjadi sadar dan segera menginsyafi kesalahan yang terjadi. Alangkah indahnya bila kelembutan hati selalu ada. Hidup akan terasa berbunga-bunga menikmati setiap rangkaian momen yang ada. Semoga dengan semakin lembutnya hati kita, kesadaran akan menjadi teman kepada kesejatian diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun